ANKARA (BEritaHUKUM.com) – Lembaga bantuan kemanusian, Bulan Sabit Merah Turki menyatakan bahwa ada 17 kontainer yang mengangkut bantuan untuk korban gempa, yang dijarah massa. Menurut sejumlah pejabat resmi lokal di kota Van, penjarah adalah korban selamat yang marah, karena merasa tidak menerima pembagian bantuan. Akibatnya mereka menggasak kiriman bahan makanan dan selimut.
Sementar di kota dengan kerusakan terparah, Ercis, seperti diberitakan BBC, Kamis (27/10), para penjarah menyasar kontainer yang mengangkut tenda. Para petugas penolong bekerja keras membagi bantuan makanan dan selimut karena korban kini terncam suhu udara nyaris beku di wilayah pegunungan berselimut salju ini. Ribuan orang yang kehilangan rumah, menghabiskan malam keempat pasca gempa berkekuatan 7,2 SR di tengah udara mendekati beku dan taburan salju.
Pemerintah Turki yang mulanya menolak tawaran petugas penolong asing akhirnya mengatakan akan menerima bantuan dari negara lain untuk mempercepat proses pertolongan bagi korban. Yang jadi masalah mendesak saat ini, menurut pemerintah, adalah akomodasi korban.
Gubernur provinsi Van, Munir Karaloglu, mengatakan 3.000 bangunan runtuh di wilayahnya atau rusak serta tak bisa lagi ditinggali. "(Akibatnya) warga yang rumahnya masih berdiri tak bisa kembali karena bahaya gempa susulan. Itulah sebanya kenapa semua korban menginginkan tenda," tambahnya seperti dikutip kantor berita Reuters.
"Perkiraan kami jumlah penduduk yang terkena dampak seluruhnya mencapai 600.000 orang. Menyediakan tenda yang sepadan untuk korban sebanyak ini tidak akan bisa dilakukan negara manapun kalau hanya dalam tempo sehari atau dua," ungkap Munir.
Koban Hidup
Sementara itu, korban hidup yang kini tinggal di kam-kam pengungsian. Mereka berebut bantuan yang dikirim lewat kapal antara lain dengan menghadang kendaraan pembawa bantuan itu.
Nazmi Gur, seorang politisi lokal di Van, mengatakan ratusan ribu orang butuh bantuan. "Makanan ada tapi mereka sangat butuh tempat berlindung," jelasd dia kepada BBC.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengakui, ada masalah dalam penyaluran tenda. Dari luar negeri pemerintah menghendaki bantuan dalam bentuk tenda, rumah model lepas-pasang serta rumah kontainer.
Sedangkan Presiden Abdullah Gul mengatakan, tak ada diskriminasi terhadap sumber bantuan dari negara mana saja, seperti ditulis koran Hurriyet. Israel akan jadi salah satu negara pemberi bantuan pertama menurut kantor berita AFP, meski hubungan kedua negara memburuk setelah serbuan perwira komando negara itu menewaskan sembilan warga Turki yang membawa bantuan ke Palestina tahun lalu.(bbc/sya)
|