JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Isu pemukulan Sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru, Riau, semakin memanas. Pasalnya Wakil Menteri (Wamen) Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana membantah hal tersebut.
“Berita yang mengatakan bahwa saya memukul, menampar petugas Lapas Pekan Baru adalah tidak benar. Masa tampang saya ini tampang mukul," kata Denny saat konferensi pers di Gedung Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Selasa (3/4).
Denny menambahkan, dirinya hanya menegur petugas yang kelamaan membukakan pintu gerbang, padahal dirinya sudah mengaku sebagai Wamen. “ Saat itu saya bersama petugas Badan Narkotika Nasional (BNN). Ketika pintu dibuka, saya pun menegur petugas yang lamban membuka pintu. Tetapi hal itu membuat petugas BBN marah dan langsung memukul petugas Lapas tersebut,” tambahnya.
Denny mengaku dirinya justru menahan petugas tersebut. “Ada petugas marah dan mukul. Saya justru menahan. Supaya tidak dipukul lagi. Saya bilang berhenti, jangan dilanjutkan. Setelah itu proses berjalan, lebih 3-4 jam. Ada orang diambil (3 orang) satu bandar. Dua warga binaan," paparnya.
Tetapi saat ditanya siapa petugas yang melakukan pemukulan, Denny enggan menjawab. Saat Konferensi pres para wartawan yang hadir tidak diberikan kesempatan tanya jawab.
Sementara itu, pada kesempatan yang terpisah Plt Deputi Pemberantasan BNN, Brigjen Pol Benny Joshua Mamoto menyatakan saat sidak tidak ada peristiwa pemukulan tersebut.” "Proses penangkapan berlangsung normal, tidak ada insiden apapun. Dan kita masuk ke Lapas secara mendadak dan sesuai SOP (standard operational procedure). Kalau kita diminta tunggu ya kita tunggu," katanya saat Konferensi pers di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (3/4).
Benny menambahkan Wamenkumham hanya sedikit kesal karena tidak ada petugas yang membukakan pintu. "Beliau hanya sekedar teriak untuk minta dibukakan pintu. Selebihnya, proses penyidikan berjalan normal sesuai dengan prosedur," tambahnya.
Secara kronologi baik Benny dan Denny menyatakan hal yang serupa dimana, saat itu tim gabungan (Kemenkumham & BNN.red) akan melakukan Inpeksi mendadak terkait adanya laporan yang menyebutkan, adanya tranksaksi Narkoba di Lapas tersebut yang melibatkan petugas.
Agar inspeksi tidak bocor, Denny melompat dari pagar halaman Lapas setinggi satu meter. Sampai di pintu Lapas, Denny menyebut dirinya sebagai Wakil Menteri. Meski sudah menyebut jabatan, Denny menunggu lebih lima menit sampai pintu dibuka oleh petugas. Meski demikian, dari sidak tersebutditemukan sabu-sabu dengan berat 881,4 gram, 42 telepon seluler, 1 buah ipad, kunci mobil, 1 buah bong, sebuah jam tangan, tiga buah dompet hitam, dan tiga buah korek.
Selain itu, Benny menambahkan ada tiga orang tersangka baru yang masih terkait dengan sindikat tersebut. Ketiga orang itu adalah warga sipil yang identitasnya masih dirahasiakan. "Tersangka yang lain masih dalam proses perjalanan menuju Jakarta," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan, Sihabuddin mengatakan bahwa Menteri hukum dan HAM, Amir Syamsuddin akan mengadakan rapat evaluasi besok, Rabu (4/3). "Ya mungkin besok. Kita buat laporan dari hasil rapat dan kajian Menkumham. Nanti mungkin akan ada evaluasi atau bagaimana," katanya pada kesempatan yang terpisah.
Meski demikan, Sihabuddin enggan menjelaskan bentuk evaluasi tersebut. Bila Denny terbukti melakukan penamparan maka Denny bisa terancam dicopot dari jabatannya.
Seperti diketahui, Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru Agus Toyib, mengirim surat protes pada Menkum HAM Amir Syamsuddin. Mengenai kejadian tersebut. Dalam surat tertanggal 2 April 2011 itu, Agus menuliskan pada pukul 02.30 WIB, tim gabungan mendatangi Lapas Kelas IIA Pekanbaru.
Saat kejadian komandan jaga saat itu, Piher Sihombing, didampingi wakilnya Makmur berserta sembilan orang petugas regu jaga, sedangkan petugas Pengaman Pintu Utama (P2U) adalah Darso Sihombing dan Khoiril.
Mendengar ada yang mengedor pintu utama, petugas membuka lubang intai dan melihat beberapa memakai penutup muka dan bersenjata berteriak, "Ini Wamen.. Ini Wamen!"
“Setelah dibuka, Wamen masuk dan langsung menampar Komandan P2U Piher Sihombing sambil mengatakan 'Kok lama betul baru dibuka, apa kerjaannya'," tulis Agus. Beberapa orang di samping kiri Denny yang diduga adalah asisten Wamenkum dan HAM menendang Piher sampai terpental ke dinding.
"Itu mengakibatkan tangan kanannya terluka," kata Agus dalam suratnya. Tidak hanya Sihombing yang ditendang, Khoiril juga ditendang perutnya oleh asisten Denny. (dbs/rob/spr) |