Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
BI Rate
Konsisten Kendalikan Defisit, BI Rate Bertahan di Level 7,50%
Friday 13 Dec 2013 18:44:15
 

Gedung Bank Indonesia.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (12/12) siang memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility tetap pada level 7,50% dan 5,75%.

“Kebijakan tersebut dinilai konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014, serta mengendalikan defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan berkesinambungan,” kata Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya Kamis (12/12) sore.

Menurut Difi, Bank Indonesia juga memperkuat pendalaman pasar uang Rupiah dan valas dengan mengimplementasikan mini Master Repo Agreement antar sejumlah bank, serta memperluas cakupan swap lindung nilai jangka menengah dan panjang antara Bank dengan Bank Indonesia.

Ke depan, lanjut Difi, Bank Indonesia akan terus mencermati sejumlah risiko, termasuk ketidakpastian ekonomi global yang dapat kembali meningkat. “Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, termasuk kebijakan untuk memperbaiki struktur ekonomi,” papar Difi.

Cenderung Membaik

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI itu juga mengemukakan, bahwa RDG Bank Indonesia menilai ekonomi global pada November 2013 cenderung membaik sesuai prakiraan, meskipun beberapa ketidakpastian perlu terus mendapat perhatian. Ia menyebutkan, perekonomian negara-negara maju seperti AS, Eropa dan Jepang mengindikasikan perkembangan yang positif. Perbaikan juga ditunjukkan oleh indikator ekonomi negara-negara emerging markets, seperti China dan India.

Namun demikian, kata Difi, Bank Indonesia terus mencermati kecenderungan pergeseran pola perkembangan ekonomi global, yang ditandai melambatnya ekonomi negara berkembang dan menguatnya ekonomi negara maju, serta prakiraan berakhirnya siklus peningkatan harga komoditas dunia.

“Bank Indonesia juga tetap mewaspadai rencana tapering-off the Fed dan akan memperkuat respons kebijakan yang telah ditempuh selama ini. Pergeseran pola ekonomi dan keuangan global tersebut perlu dicermati karena dapat memberi tekanan kepada kinerja sektor eksternal ekonomi Indonesia, baik melalui jalur perdagangan maupun jalur financial,” terang Difi.

Menyinggung mengenai pertumbuhan ekonomi domestic pada triwulan IV-2013, Difi A Johansyah mengemukakan, masih berada dalam trend melambat. Hal ini terutama bersumber dari kegiatan investasi yang melemah, terutama pada investasi nonbangunan. Sementara itu, perlambatan kegiatan konsumsi diperkirakan tertahan oleh meningkatnya pengeluaran terkait persiapan pemilu dan realisasi belanja pemerintah.

“Bank Indonesia menilai tren perlambatan ekonomi domestik sejalan dengan arah kebijakan stabilisasi Pemerintah dan Bank Indonesia dalam membawa pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang,” ujar Difi.

Dengan perkembangan tersebut, lanjut Difi, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 masih dalam kisaran proyeksi sebelumnya di 5,5-5,9%. Untuk 2014, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sehingga berada pada batas bawah kisaran 5,8-6,2%. “Perkiraan ini sejalan proses konsolidasi ekonomi dalam merespons berbagai perkembangan ekonomi global dan domestic,” paparnya.

Adapun mengenai Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2013, menurut Difi, ada kecenderungan membaik. Perbaikan NPI ditopang oleh menyempitnya defisit Transaksi Berjalan seiring dengan perbaikan pada neraca perdagangan yang kembali mencatat surplus pada Oktober 2013. Selain itu, aliran masuk modal asing baik dari investasi langsung maupun investasi portofolio diperkirakan masih mencatat surplus yang meningkat sehingga memadai untuk membiayai defisit transaksi berjalan.

Difi menyebutkan, cadangan devisa pada akhir November 2013 sebesar 97,0 miliar dolar AS atau setara dengan 5,3 bulan impor dan pembayaran Utang Luar Negeri pemerintah, di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Adapun nilai tukar rupiah pada bulan November 2013, menurut Difi, masih dalam tekanan. Secara point to point, nilai tukar rupiah melemah sebesar 5,77% (mtm) menjadi Rp11.963 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 2,42% (mtm) menjadi Rp11.624 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar tersebut, kata Difi, terutama dipicu sentimen negatif pelaku pasar terhadap rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering-off) serta pengaruh defisit transaksi berjalan Indonesia.

“Bank Indonesia menilai pelemahan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang negara-negara kawasan. Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya sehingga dapat mendukung penyesuaian ekonomi secara terkendali,” tegas Difi.(dkb/skb/bhc/rby)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2