JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta dua anggota Polda Lampung yang dikenakan hukuman disiplin karena kasus Mesuji, juga diproses secara pidana. Pasalnya, kedua diduga terlibat dalam peristiwa Mesuji tersebut.
Dua anggota polisi itu adalah Kasubbag Binops Polres Tulangbawang AKP Wetman Hutagaol dan Kanit Patroli Satuan Sabhara Polres Tulangbawang Aipda Dian Permanadua. Indikasi pidana dari aparat dapat dilihat dari tewasnya warga, setelah adanya bentrokan. Penembakan yang terjadi di PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI) pada 10 November 2011 lalu, merupakan hal yang disengaja.
“Kami sesalkan institusinya hanya menjatuhkan pelanggaran disiplin. Seharusnya pidana, karena mereka telah melanggar saat melakukan penembakan. Kedua menembak ke arah kerumunan massa dan bukan memberi tembakan yang melumpuhkan. Peluru yang digunakan pun merupakan peluru tajam," kata Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim yang dihubungi wartawan, Selasa (20/12).
Ifdhal juga mendesak, agar atasan dua polisi tersebut ikut diperiksa Propam. Pemeriksaan tersebut bertujuan, agar bisa menilai kedua polisi tersebut bertindak atas keinginan sendiri atau atas perintah atasan. Pasalnya, selama ini aparat harus perintah atasannya.
Komnas HAM juga mendesak penyidikan dikembangkan dengan kemungkinan operasi penertiban tersebut dilakukan dengan bayaran dari PT. BSMI atau tidak. Alasannya, ada indikasi permintaan dari PT.BSMI agar polisi melindungi aset-asetnya. "Apakah sebagai jasa dari polisi melindungi keamanan mereka membayar? Ini perlu diselidiki," tegas Ifdal.
Seperti diberitakan, dua polisi Polda Lampung, yakni Kasubbag Bin Ops Polres Tulangbawang AKP Wetman Hutagaol dan Kanit Patroli Satuan Sabhara Polres Tulangbawang Aipda Dian Permana terbukti melakukan pelanggaran disiplin dalam menangani bentrokan di Mesuji, Lampung, 10 November 2011. Dua polisi tersebut dihukum tahanan rumah selama 14 hari.
Meski dinyatakan bersalah dalam sidang disiplin tersebut, pihak Propam menilai bahwa dua polisi tersebut tidak melakukan pelanggaran pidana. Alasannya, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan internal kepolisian, kedua oknum polisi itu melepaskan tembakan bukan bermaksud untuk mencelakakan warga, melainkan untuk memberi peringatan.(dbs/irw)
|