Amerika Serikat Komite Intelejen Senat AS akan Selidiki 'Peretasan' oleh Rusia 2017-01-15 07:50:45
Donald Trump mengatakan akan mengeluarkan "laporan tentang peretasan".(Foto: Istimewa)
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Komite Intelejen Senat AS akan menginvestigasi klaim bahw Rusia berupaya untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS pada tahun lalu. Para pemimpin Republik dan Demokrat berjanji untuk mengikuti "kemanapun arah" penyelidikan.
Investigasi akan memeriksa aktivitas siber Rusia dan praktik intelejen.
Pihak yang akan diwawancarai termasuk anggota pemerintahan AS yang sekarang dan tim Presiden terpilih Donald Trump.
Dalam sebuah pernyataan, yang dirilis oleh komite pada Jumat malam, menyebutkan, "Kami percaya bahwa ini penting untuk mendapatkan pemahaman penuh terhadap aktivitas intelejen berdampak pada AS."
Komite akan mengkaji apakah ada kontak antara Rusia dan orang-orang yang terkait dengan kampanye politik AS.
Pernyataan itu juga mengatakan akan menerbitkan surat panggilan dari pengadilan "jika dibutuhkan untuk mendorong kesaksian".
Sebagian besar penyelidikan akan dilakukan secara tertutup, meskipun para senator mengatakan jika dimungkinkan akan digelar pemeriksaan secara terbuka.
"Komite akan mengikuti penyelidikan kemanapun arahnya. Kami akan melakukan penyelidikan secepatnya dan akan melakukannya dengan benar," tulis pernyataan itu.
Para senator mengatakan mereka akan membuat laporan temuan mereka dengan kategori rahasia dan tidak rahasia.
Presiden terpilih Trump mengumumkan melalui Twitter pada Jumat lalu, bahwa timnya akan juga memproduksi sebuah "laporan tentang peretasan" dalam 90 hari.<
Sementara, sebelumnya Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, marah menanggapi tuduhan bahwa Rusia memiliki 'informasi yang menyudutkannya' dan menegaskan Moskow tidak pernah berupaya memiliki pengaruh atasnya'.
Dalam konferensi pers pertamanya sejak terpilih November lalu, Rabu (11/1), dia juga mengecam dinas intelijen AS yang dianggapnya membiarkan 'berita palsu bocor ke masyarakat umum' dengan mengatakan: "Apakah kita hidup di Jerman Nazi?"
Tuduhan yang beredar menyebutkan tim kampanyenya berkomunikasi dengan Rusia dan ada pula yang menyangkut tentang penggunaan prostitusi.
Pemerintah Moskow juga sudah membantah dan Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin, menyebutnya sebagai 'fiksi bubur' serta 'upaya yang jelas untuk mengganggu hubungan'.
Saat menyampaikan penjelasan kepada para wartawan di Trump Tower, New York, dia mengatakan mestinya tuduhan itu tidak pernah ditulis dan tidak pernah disebarkan.
"Itu semuanya berita palsu, barang palsu," tegasnya sambil menambahkan orang yang sakit yang membuatnya. Hak atas fotoREUTERSImage captionDonald Trump didampingi kedua putra dan putrinya sebelum memberikan konferensi pers pertamanya setelah terpilih sebagai Presiden AS.
Trump mengucapkan terima kasih kepada lembaga-lembaga berita yang memutuskan untuk tidak menerbitkan tuduhan yang sudah beredar selama beberapa bulan.
Ditambahkanya akan menjadi aib bagi reputasi dinas-dinas intelijen jika mereka yang ternyata bertanggung jawab dalam menyebarkan rincian tuduhan itu.
Dokumen lengkap setebal 35 halaman menyangkut tuduhan diterbitkan secara utuh oleh situs internet Buzzfeed.
Tuduhan terbaru mengatakan Rusia memiliki informasi yang menyudutkan tentang bisnis presiden terpilih, video cabul dalam kehidupan pribadi, maupun penggunaan prostitusi di Hotel Ritz-Carlton, Moskow.
Reince Priebus -Kepala Staff Trump- menyebut laporan itu sebagai 'sampah omong kosong palsu'.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com