Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Filipina
Kejaksaan Filipina Ajukan Dakwaan Kedua Bagi Arroyo
Friday 30 Dec 2011 01:04:12
 

Gloria Maccapagal Arroyo (Foto: Globalpost.com)
 
MANILA (BeritaHUKUM.com) – Kejaksaan Filipina mengajukan dakwaan kedua terhadap mantan Presiden Gloria Maccapagal Arroyo terkait dugaan korupsi. Dakwaan ini yang terakhir untuk dikenakan Arroyo menyangkut kerja sama telekomunikasi dengan perusahaan Cina.

Presiden Benigno Aquino menyambut langkah kejaksaan Filipina itu dan mengatakan langkah tersebut sebagai bukti bahwa pemerintahannya serius dalam menangani korupsi. Endemi korupsi di negaranya menyebabkan semakin tingginya angka kemiskinan.

"Inilah peluang untuk mengakhiri masalah National Broadband Network (NBN) ZTE dan menjawab pertanyaan yang diajukan rakyat," kata juru bicara Presiden Aquino, Abigail Valte kepada kantor berita AFP, Kamis (29/12).

Arroyo sendiri saat ini, masih berada dalam tahanan di rumah sakit militer, setelah dikenakan dakwaan melakukan kecurangan dalam pemilhan umum. Namun, Arroyo membantah dakwaan tersebut. Arroyo -yang mengatakan ia mengalami penyakit tulang- dijadwalkan akan diadili bulan dengan dengan dakwaan kecurangan pemilu.

Kasus ini bermula dari perjanjian senilai 330 juta dolar AS dengan perusahaan Cina, ZTE, untuk mendirikan jaringan broadband di seluruh Filipina. Suami Gloria, Jose Miguel Arroyo dan para kolega bisnisnya dikabarkan menikmati dana besar dari proyek tersebut.

Suami Arroyo dan mantan pengurus pemilihan umum, Benjamin Abalos serta mantan menteri transportasi juga terlibat dalam kasus ini. asus korupsi yang menimpa pejabat tinggi pemerintahan Arroyo yang memerintah dari 2001-2010 yang menyebabkan kemarahan rakyat.

Akibatnya, Aquino menang dengan suara mutlak dalam pemilu tahun lalu dan berjanji untuk memberantas korupsi. Sejak menjabat, Aquino memecat pejabat di badan usaha negara yang diangkat Arroyo dan menahan mantan presiden itu sendiri.(bbc/sya)



 
   Berita Terkait > Filipina
 
  Operasi Menumpasan Kelompok Abu Sayyaf, 15 Tentara Filipina Tewas
  Korban Kebakaran Pabrik Sepatu Filipina Mencapai 72 Jiwa
  AS-Filipina Teken Kesepakatan Militer Baru
  Pasca Topan Filipina, Jenazah Masih Ditemukan
  Tiga Wartawan Radio Filipina Dibunuh
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2