KAUR, Berita HUKUM - Kepala sekolah SMK Ma'arif Drs. Soib Munawar mengungkapkan sebagi sekolah kejuran satu-satunya di provinsi Bengkulu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma'arif yang memiliki nilai religi dibidang ajaran Islam dan kejuruan, hingga kini alhamdulillah masih tetap ada di kalangan masyarakat Nahdatul Ulama (NU) kabupaten Kaur Bengkulu, kendati kondisinya sangat memprihatinkan akan keberlangsungannya, untuk dapat terus bertahan tanpa perhatian Pemerintah Indonesia dan Warga NU diwilayah kabupaten Kaur.
Menurut Soib Munawar saat disela waktu jam mengajar menceritakan bahwa, saat ini dari keseluruhan murid yang ada hanya berjumlah 50 siswa/ siswi yang terbagi menjadi dua jurusan Akuntansi dan Pemasaran.
.
"Sementara, Guru pendidik 19 orang hingga saat ini, yang terus melakukan kegiatan belajar mengajar, baik pengembangan ilmu kejuruan ataupun ilmu Agama dikalangan Nahdatul Ulama itu sendiri," ujar Soib, Jumat (1/3)..
Terkait kemerosotan secara tajam terhadap jumlah siswa dan siswi SMK Ma'arif ini sejak tahun 2012 yang menjadi penyebabnya adalah:
1. Banyaknya sekolah baru yang bertambah diwilayah Kabupaten Kaur ,sementara jumlah siswa baru tidak bertambah.
2. Pemerintah tidak kometmen terhadap pemberlakuan sistem penerimaan siswa baru (PSB),
yang menganut pemberlakuan sistem wilayah sekolah asal.
3. Mental anak saat ini, jauh beda dengan karakter pada zaman dahulu, yang saat ini anak didik usia sekolah banyak memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah lanjutan atas tersebut "ikut - ikutan dengan temannya, bukan karena timbul dari lubuk hati sendiri.
4. Kurangnya kometmen dari orang tua siswa warga Nahdatul Ulama untuk menyekolahkan putra putrinya di Sekolah NU sendiri.
Soib berharap dengan pemerintah untuk cepat mengambil langkah-langkah yang tepat, agar dapat membantu sekolah-sekolah untuk dapat berjalan dengan stabil. "Semestinya bukan hanya SMK Ma'arif saja, kalau boleh saya membandingkan sekolah yang lain juga akan mengalami nasib yang sama, bila tidak ada langkah kongkrit dari Pemerintah untuk mengantisipasi sekolah agar tidak terjadi tutup/gulung tikar," pungkas Soib, dengan nada perihatin yang cukup besar terhadap pendidikan di Kaur saat ini.
Sementara, ditempat terpisah salah seorang remaja NU Ratna Sari DS ikut perihatin dengan kondisi jumlah murid SMK Ma'arif semakin tahun kian berkurang, bila dilihat disaat kabupaten Kaur baru berdiri, murid ini sangat banyak sekali.
"Secara kasat mata disaat jam istirahat wilayah pertigaan depan sekolah ini sangat ramai siswa/siswi memenuhi jalan lintas ini, tapi saat ini cukup memperihatinkan kondisi yang ada terlihat hampir tak ada murid," ungkap Ratna.
Ratna juga menambahkan, bila melihat dari alumni sekolah ini, sudah banyak jebolan SMK Ma'arif yang sukses dimana-mana, artinya itu mestinya menjadi tolak ukur bagi generasi muda saat ini dan orang tua warga NU untuk bersekolah terus di Ma'arif," pungkas Ratna.(bhaty) |