Amerika Serikat Kapal Perang Diserang Rudal, Militer AS Gempur Yaman 2016-10-14 08:04:38
Kapal perang USS Mason, menurut Pentagon, telah diserang rudal sebanyak dua kali.(Foto: Getty)
YAMAN, Berita HUKUM - Militer Amerika Serikat melancarkan gempuran ke sejumlah wilayah di Yaman setelah kapal perangnya di Laut Merah diserang rudal.
Departemen Pertahanan AS mengatakan tinjauan awal menunjukkan tiga lokasi radar di Yaman yang terlibat dalam serangan rudal ke kapal USS Mason telah dihancurkan seizin Presiden Barack Obama.
Penggempuran ketiga lokasi tersebut, menurut Pentagon, menggunakan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal USS Nitze.
Pentagon mengklaim ketiga lokasi itu dikuasai kubu pemberontak Houthi sokongan Iran.
"Serangan pertahanan mandiri ini ditempuh untuk melindungi personel kami, kapal-kapal kami, dan kebebasan kami dalam bernavigasi di jalur maritime yang penting ini," kata juru bicara Pentagon, Peter Cook. Image copyrightEPAImage captionPasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, dengan sokongan AS, tengah menjalankan serangan udara terhadap kubu Houthi.
Amerika Serikat, imbuh Cook, akan merespons ancaman di masa mendatang terhadap kapal-kapalnya.
Beberapa jam sebelumnya, Pentagon mengklaim bahwa sedikitnya satu rudal telah ditembakkan ke arah kapal perang USS Mason di lepas pantai Yaman.
Kejadian serupa terjadi pada akhir pekan lalu. Saat itu, USS Mason juga menjadi target rudal yang ditembakkan dari kawasan yang dikuasai kubu Houthi. Kedua rudal jatuh ke laut sebelum mencapai kapal, sebut Pentagon.
Juru bicara Houthi mengatakan kepada kantor berita Saba bahwa mereka tidak mengincar kapal perang manapun.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, dengan sokongan AS, tengah menjalankan serangan udara terhadap Houthi.
Sementara, sebanyak dua rudal ditembakkan ke arah sebuah kapal perang Amerika Serikat di Laut Merah, lepas pantai Yaman, sebut Departemen Pertahanan AS alias Pentagon.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Pentagon mengatakan USS Mason telah diserang dua rudal. Kapal perang jenis perusak yang dilengkapi peluncur roket itu kemudian menerapkan aksi pertahanan dan tidak menderita kerusakan.
Namun, Pentagon tidak merinci apakah aksi USS Mason menyebabkan rudal meleset dari target atau apakah rudal itu mendarat di perairan.
"Tim di USS Mason menunjukkan inisiatif dan ketangguhan ketika mereka mempertahankan diri mereka dan lainnya melawan serangan-serangan selama akhir pekan dan hari ini. Semua warga Amerika seharusnya bangga pada mereka," tutur Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana John Richardson.
Image copyrightREUTERSImage captionPentagon meyakini rudal-rudal yang mengarah ke USS Mason berasal dari wilayah yang dikuasai kubu pemberontak Houthi.
Pentagon meyakini rudal-rudal itu berasal dari wilayah yang dikuasai kubu pemberontak Houthi. Sejumlah perwira mengatakan AS sedang mempertimbangkan opsi militer macam apa yang bakal ditempuh.
Sebelumnya, serangan serupa ditembakkan ke arah USS Mason, juga dari kawasan yang dikuasai kubu Houthi. Kedua rudal jatuh ke laut sebelum mencapai kapal, sebut Pentagon.
Sesaat setelah insiden terjadi, juru bicara Houthi mengatakan kepada kantor berita Saba bahwa mereka tidak mengincar kapal perang manapun.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, dengan sokongan AS, tengah menjalankan serangan udara terhadap Houthi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sedikitnya 4.125 warga sipil telah tewas dan 7.207 lainnya cedera sejak pasukan koalisi mengintervensi konflik antara pemerintah Yaman yang diakui di dunia internasional dan kubu yang bersekutu dengan Houthi pada Maret 2015.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com