JAKARTA, Berita HUKUM - Menangapi pidato kenegaraan Presiden SBY hari ini Jum'at (16/08) di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, dimana Presiden SBY mengatakan dalam pidatonya dengan tegas, bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan utama investasi dunia. SBY juga menekankan bahwa daya beli masyarakat Indonesia harus lebih ditingkatkan.
Dari pidato Presiden SBY ini maka. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan bahwa buruh Indonesia menyatakan sikapnya menolak kembalinya rezim upah murah yang ditengarai dengan pernyataan Ketua umum Apindo Sofyan Wanandi dan Menteri Perindustrian tentang rencana kenaikan upah minimum 2014 hanya sebesar inflasi.
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, mengatakan kaum buruh jelas menolak nilai tersebut. Serta menolak sikap elit buruh tertentu apabila menyetujui nilai tersebut. Oleh karena itu buruh indonesia menuntut kenaikan upah minimum 2014 sebesar 50%, dan nilai ini dapat dinegoisasikan, tapi yang pasti bukan sebesar nilai inflasi atau hanya sebesar 20% yang dimaksud oleh Menperin dan Apindo tersebut.
Alasan buruh meminta kenaikan upah hingga 50% adalah karena
Daya beli buruh turun akibat kenaikan harga bbm, inflasi 2014 lebih dari 2 digit, pertumbuhan ekonomi hampir 6%, dan nilai kenaikan upah minimum bukan ditentukan oleh kemampuan industri padat karya tetapi ditentukan oleh biaya hidup layak.
Said Iqbal juga kembali mengancam, bahwa buruh Indonesia sedang mempersiapkan aksi besar-besaran secara bergelombang diseluruh Indonesia pada tanggal 3,5,7 September.
"Dimana puncak aksi rencana mogok Nasional pada bulan Oktober/November mendatang dengan isu naikan upah minimum 50% dan jalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat dan tidak bertahap," ujar Said Iqbal dalam rilis tertulisnya.
Sebelumnya juga Said Iqbal mengancam akan mengepung Presiden SBY saat akan melakukan pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR, namun ancaman tersebut tidak berlangsung dan hari ini, Jum'at (16/08) KSPI hanya mengeluarkan rilis saja.(bhc/put) |