JAKARTA, Berita HUKUM - Kepemimpinan Abraham Samad di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai gagal. Sebab, KPK belum sanggup membongkar kejahatan korupsi yang melibatkan kekuasaan Istana.
"KPK di bawah kepemimpinan Abraham Samad belum sanggup membongkar kejahatan korupsi kekuasaan Istana. KPK tak ubahnya lembaga politik yang pandai berdiplomasi, suka menebar janji mengelabui kehendak rakyat tapi tak mampu membuat jera pelaku dan mengurangi korupsi", tegas aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhi Massardhi di Jakarta, Minggu (16/9).
Dia mengatakan, sebenarnya tanggung jawab besar KPK adalah melanjutkan pekerjaan rumah KPK periode lalu yang juga gamang terhadap kejahatan korupsi kekuasaan. Ukurannya antara lain fakta skandal Bank century yang merugikan negara Rp 6,7 triliun tidak mampu dibongkar secara tuntas.
"KPK tidak berani memeriksa Sri Mulyani dan Boediono. Bahkan audit BPK tahun 2011 menyebutkan terdapat aliran dana century ke keluarga Cikeas belum sanggup dijadikan bukti baru bahwa telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan dalam bailout century", kata Adhi.
Dia juga menyebut dugaan korupsi IT KPU pada 2009 yang melibatkan kekuasaan, belum tersentuh hukum sama sekali sampai saat ini. Kemudian berlarut - larutnya kasus Hambalang yang sudah memeriksa 80 orang yang menjadi saksi. Namun, belum mampu menyeret aktor utama yang berperan dalam kejahatan korupsi tersebut.
Menurut Adhie, sistem pemberantasan korupsi yang dijalankan KPK dan aparat penegak hukum tidak menyentuh substansi kejahatan korupsi yang bersifat extraordinary. KPK juga dinilainya tidak bekerja melakukan pemberantasan dan pencegahan korupsi secara sistematik dan mendasar, yang terkesan hanya memenuhi kebutuhan yang bersifat harian dan Ad Hoc.
Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad menjanjikan jika KPK akan menaikkan status penanganan kasus Bank Century ke tahap penyidikan pada akhir 2012 ini. Sementara, soal pernyataan mantan Ketua Antasari Azhar, KPK hanya akan mengkaji dan menelaahnya lebih lanjut.(yeh/inl/bhc/opn) |