JAKARTA, Berita HUKUM - Penolakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap kedatangan keluarga Anas Urbaningrum untuk menyerahkan titipan makanan, dan perlengkapan mandi, serta beberapa buku pergerakan, dimana penolakan ini berbuntut panjang dengan protes keras dari pengacara Anas Urbaningrum Carrel Ticualu.
"Larangan KPK untuk menjenguk Anas Urbaningrum itu melanggar kepatutan, masa sih hanya sekedar mengirimkan makanan saja dilarang," ujar Carrel Ticualu melalui BlackBerry messenger di Jakarta, Minggu (11/1).
Selain melayangkan protes keras akibat dari penolakan kehadiran Yulianto Wahyudin, yang merupakan utusan khusus Atthiyah Laila, istri Anas Urbaningrum, saat membesuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu di rumah tahanan (rutan) Basement gedung KPK.
Yulianto, terpaksa membawa kembali bawaannya pulang, karena petugas KPK tegas-tegas menolak dan tanpa bisa berkompromi sedikitpun dengan petugas KPK, dengan beralasan SOP untuk tidak dapat menerima titipkan tersebut.
"Protes kami ini adalah pelanggaran tehadap hak asasi tersangka. Kami akan lakukan protes keras dengan mendasarkan pada UU HAM dan UU Pemasyarakatan," tegas Carrle Ticualu kembali.
Adapun buku-buku yang dibawa untuk Anas itu, ternyata buku karya dari Tan Malaka yang berjudul ‘Merdeka 100%, Tiga Percakapan Ekonomi Politik’ dan sebuah buku ‘Heroes of Freedom and Humanity’ yang bergambar para pahlawan pembebasan.(bhc/put) |