SOLO, Berita HUKUM - Kereta Api (KA) uap Jaladara tengah dirancang untuk melayani perjalanan pada malam hari. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pengembangan kegiatan pariwisata di Kota Solo.
“Kami bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) bakal mengkaji kemungkinan perpanjangan jam operasional KA Jaladara. Pemasangan lampu sorot di bagian samping kanan dan kiri, serta bagian depan kereta juga tengah dilakukan, supaya bisa dijalankan pada malam hari,” ungkap Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Surakarta, Sri Indarjo, Jum'at (22/2).
Selama ini, kereta yang terdiri dari sebuah lokomotif uap dan dua gerbong kayu buatan tahun 1920 tersebut beroperasi 86 kali dalam setahun.
Biasanya pemesan memilih waktu pagi sampai sore hari untuk menikmati layanan wisata, dengan menyusuri rel KA dari Stasiun Solo Purwosari – Solo Kota PP sejauh 5,6 kilometer. Sejak Oktober 2012, salah satu ikon pariwisata Kota Solo itu tak lagi beroperasi.
Pasalnya, masa sewa yang ditandatangani Pemkot dan PT KAI berakhir. Selain itu, KA tersebut juga memerlukan perbaikan.
Indarjo menambahkan, selain mengkaji perpanjangan jam operasional, Dishubkominfo dan PT KAI juga tengah menganalisa kemungkinan perpanjangan jalur KA Jaladara, hingga rel di sekitar Jembatan Mojo.
Bahkan, kemungkinan penambahan gerbong khusus guna menyimpan barang pun tengah dijajaki keduanya.(sp/bmn/bhc/rby) |