JAKARTA, Berita HUKUM - Kementerian Perhubungan menargetkan Kereta Api (KA) jalur stasiun Manggarai-Bandara Soekarno Hatta (Soetta) sudah bisa beroperasi pada semester 1 tahun 2014.
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, mengatakan dari tiga komponen pembangunan prasarana Kereta bandara yang dilakukan, satu komponen sudah selesai dilakukan tahun lalu yaitu pembangunan jalur ganda dari Duri ke Tangerang yang dikerjakan oleh Ditjen Perkeretaapian.
“Komponen kedua yaitu dari Batu Ceper ke Bandara, dan komponen ketiga pembangunan stasiun di dalam bandara sedang dikerjakan tahun ini,” kata Bambang di Jakarta, Minggu (6/1).
Untuk komponen kedua, lanjut Wakil Menhub, merupakan tugas dari PT Kerata Api Indonesia (KAI), antara lain berupa, pembebasan lahan, pembangunan jembatan, revitalisasi stasiun, dan pembuatan city check in. Sementara untuk komponen ketiga dikerjakan oleh PT Angkasa Pura (AP) II berupa pembangunan stasiun di dalam bandara dan pembangunan gedung parkir (integrated building).
Bambang mengungkapkan untuk pembangunan prasarana ke bandara tersebut diperkirakan menelan dana sekitar Rp 3,5 triliun. “Jika ditambah dengan sarananya atau train set-nya, berkisar sekitar Rp 5 triliun,” ungkapnya.
Menurut Wakil Menhub, saat ini pertumbuhan penumpang angkutan udara sangat tinggi yaitu lebih dari 50 juta penumpang petahunnya, sehingga untuk transportasinya tidak bisa hanya mengandalkan angkutan jalan raya saja.
“Kalau kita hanya mengandalakan jalan raya, jalan rayanya akan jenuh, macet dan akan ada satu keandalan yang turun dari jalan manakala ada kondisi alam tertentu,” ungkapnya.
Diharapkan dengan beroperasinya Kereta Bandara ini bisa menjadi opsi moda transportasi bagi masyarakat yang akan menuju dari dan ke Bandara.
“Keberadaan kereta bandara ini akan menjadi solusi bagi mereka yang akan melakukan perjalanan dari dan ke bandara,” sebut Bambang.
12 Bandara Baru
Pada bagian lain Wamenhub mengatakan Kementerian Perhubungan tengah melakukan percepatan pembangunan bandara-bandara, khususnya yang terletak di daerah-daerah terluar atau perbatasan Indonesia untuk meningkatkan aksesibilitas. Dari total 24 bandara-bandara kecil yang sedang dibangun, 12 Bandara telah dinyatakan siap beroperasi di tahun 2013.
“Dari total 24 bandara, dalam dua tahun kedepan kita coba percepat pembangunan bandara baru. Tahun 2013 ini, ada 12 bandara siap beroperasi, tujuh bandara akan beroperasi 2014 dan lima bandara pada tahun 2015,” kata Bambang Susantono.
Wamenhub Bambang Susantono menjelaskan bahwa Pemerintah tidak hanya concern membangun bandara-bandara besar saja, tapi juga harus memikirkan begitu banyak airstrip (bandara kecil) di Indonesia yang harus dibangun.
“Membangun bandara-bandara kecil sangat penting untuk meningkatkan aksesisbilitas wilayah terutama di pedalaman, perbatasan dan wilayah timur Indonesia,” jelas Bambang.
Ke-12 bandara yang siap beroperasi di tahun 2013 antara lain: Medan Baru, Pekonserai, Muara Bungo, Bawean, Bone, Sumarorong, Kuffar-Seram, Tual Baru, Saumlaki Baru, Waisai, kamanap dan Waghete Baru.
Total investasi untuk membangun Bandara-Bandara perintis tersebut, menurut Bambang, anggaran APBN yang dikeluarkan sekitar Rp 3 triliun.
“Pembangunan bandara-bandra perintis juga merupakan bagian dari upaya kita untuk bantu daerah menekan biaya logistik,” tandasnya.(es/skb/bhc/opn) |