MAMUJU, Berita HUKUM – Kerusuhan melanda daerah Sulawesi Selatan, dipicu dari persoalan pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan, yakni massa dua pasangan cagub cawagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Azis Qahhar Muzakkar (IA) dan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (Sayang) terlibat bentrok usai hasil rekapitulasi perhitungan suara dan penetapan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih masa bakti 2013-2018.
Ketua PMI Jusuf Kalla (JK) meminta pendukung kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur yang bertarung di Pilkada Sulawesi Selatan tidak berbuat rusuh.
"Saya berharap warga Sulsel tidak berbuat rusuh dan menerima semua hasil Pilkada yang ditetapkan penyelenggara," kata JK usai melantik istri Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Anggraeni Anwar sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sulbar masa bhakti 2013-2018 di Mamuju kemarin.
JK sebagai putra kelahiran Sulsel, dirinya tidak menginginkan Sulsel menjadi rusuh hanya karena persoalan Pilkada. "Pilkada itu untuk memilih pemimpin di Sulsel, bukan ajang untuk berbuat rusuh. Jadi jangan rusuh," tutur JK.
Awal mula bentrokan terjadi di Jalan Dr Sam Ratulangi, sekitar pukul 17.05. Massa kedua pasangan berhadap-hadapan sebelum keduanya bertahan di posko tim pemenangan masing-masing.
Posko pemenangan tim pemenangan IA yang terletak di Jalan Batu Putih hanya berjarak sekitar 500 meter dengan Kantor DPD II Golkar Makassar serta tim pemenangan Sayang di Jalan Haji Bau Makassar.
Posisi tim pemenangan yang berdekatan itu membuat ratusan polisi dari Satuan Briigade Mobile (Brimob) dan Pengendali Massa (Dalmas) Direktorat Samapta Polrestabes Makassar dan Polda Sulselbar berjaga-jaga.
Bukan cuma di kedua posko dan kantor DPD II Golkar Makassar, polisi juga sempat melakukan penutupan jalan Ratulangi yang menjadi pemisah kedua tim tersebut.
Informasi yang beredar di kedua belah pihak terdapat korban luka baik yang disebabkan oleh anak panah dan juga Papporo (senjata tradisional). Dari informasi itu, empat orang relawan Sayang menjadi korban, sedangkan dari tim IA sebanyak tiga orang menjadi korban.
Jusuf Kalla berharap semua pendukung kandidat di pilkada Sulsel dapat menerima apapun hasil pilkada, demi pembangunan yang lebih baik di Sulsel.
"Mari kita terima apapun hasil pilkada Sulsel yang telah dilaksanakan sesuai aturan, Jangan ada lagi yang rusuh, siapapun yang akan ditetapkan pemimpin nantinya harus kita terima dan kita bersama lagi membangun Sulsel demi pembangunan yang lebih baik," himbaunya.
Kerusuhan yang memang sering terjadi akibat ketidakpuasan pasangan kandidat yang kalah, sebenarnya tidak perlu terjadi. Sebab hal tersebut jelas selain merugikan para pelaku kerusuhan, orang lain yang menginginkan kedamaian pun sering menjadi korban.
Tidak sedikit rumah, toko, kendaraan maupun fasilitas umum ikut terbakar atau hancur akibat berbagai kerusuhan. Jika memang terdapat kecurangan, pemerintah dalam hal ini telah menyediakan jalur melalui Mahkamah Konstitusi untuk mengadukan, duduk bersama dalam upaya mempertimbangkan dan menegakkan keadilan sesuai fakta di lapangan.
Mahkamah Konstitusi yang dipimpin oleh Mahfud MD, pernah membatalkan kemenangan pasangan Airin Rachmi Diany, dan Benyamin Davnie saat pilkada kota Tangerang.
Namun Guru Besar ilmu hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, mengingatkan tentang beberapa hal yang bisa membatalkan hasil Pemilukada. Yakni tentang adanya kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis sehingga berpengaruh signifikan pada perolehan pasangan calon tertentu.
Sementara itu, dari hasil rekapitulasi KPU secara keseluruhan menetapkan pasangan Dr H Syahrul Yasin Limpo SH MH dan pasangannya Ir H Agus Arifin Nu`mang MS sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih
Pasangan Sayang berada diurutan pertama hasil rekapitulasi, yakni 2.251.407 suara atau 52,42 persen. Sementara pasangan Dr Ir Ilham Arief Sirajuddin dan Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) berada pada urutan dua, yakni 1.785.580 suara atau 41,57 persen, Jumat (1/2).
Untuk pasangan Rudiyanto Asapa-Andi Nawir (Garuda-Na) berada diurutan tiga dengan perolehan suara hanya 257.973 suara atau 6,01 persen.(ant/bhc/mdb) |