JAKARTA, Berita HUKUM - Aksi penolakan terhadap rencana Pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dimana sebelumnya dalam Rapat Paripurna DPR-RI sudah mengesahkan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013.
Aksi dari ratusan aktivis ini mendesak Menteri ESDM Jero Wacik, guna membatalkan rencana pengumuman yang akan dilaksanakan esok malam Jum'at (21/6) dan harga baru BBM mulai berlaku sejak Sabtu (22/6) pukul 00:00 Wib.
Para pendemo yang terdiri dari gabungan elemen serikat buruh, petani dan mahasiswa terdiri dari, FPBI, GSPB, SBTPI, Progresip, FBLP, SPCI, SBM Tangerang, SBMI, Frontjak, KPOP, Kasbi Jakarta, Perempuan Mahardika, SBSI 92, SRMI, Serbuk Karawang, Sebumi, LMND, PMKRI, GMKI, KMHDI, Dewan Mahasiswa Indonesia, Pembebasan, KPA, PPR,PPI, Politik Rakyat, Geram, FPR, GRI,KPO, dan PRP.
Dalam orasinya ini mengecam rencana kenaikan BBM, dan mengancam pemerintahan SBY-Boediono agar membatalkan rencana tersebut, jika tidak akan terjadi aksi dan penolakan yang lebih dahsyat lagi, bahkan salah seorang orator mengancam akan membakar Istana Negara.
"Jika BBM naik, ayo kita ke Istana, kita bakar istana," teriaknya di depan pagar kementerian ESDM, Kamis (20/6).
Kent Hendriyansah dari Komite Pertanahan Argraria KPA, mengatakan kepada BeritaHUKUM.com, gagalkan rencana kenaikan BBM, kami menganggap pemerintahan SBY, tidak berpihak kepada rakyat. Malah lebih mementingkan pihak-pihak asing serta pemodal dan menghancurkan bangsa serta rakyat sendiri. Kami ingatkan agar tunda kenaikan BBM, atau kami akan turunkan rezim SBY-Boediono," pungkasnya.(bhc/put) |