Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Jepang
Jepang Ekspor Senjata, Pertama dalam 50 Tahun
Wednesday 02 Apr 2014 17:04:27
 

PM Shinzo Abe menginginkan Jepang menerapkan strategi keamanan proaktif.(Foto: Istimewa)
 
JEPANG, Berita HUKUM - Jepang akan melonggarkan larangan ekspor senjata untuk pertama kalinya dalam hampir 50 tahun terakhir. Di masa lalu semua penjualan militer bisa dikatakan dilarang, meskipun terjadi alih teknologi ke Amerika Serikat.

Perkembangan baru ini akan memungkinkan Jepang mengembangkan senjata bersama sekutunya dan industri pertahanan akan mendapatkan akses terhadap pasar dan teknologi baru.

Langkah ini kemungkinan akan dicurigai Cina yang menuduh Jepang meningkatkan militerismenya.
Jepang menerapkan undang-undang dasar pasifis setelah Perang Dunia Kedua yang melarang perang kecuali untuk membela diri.

Selama beberapa dekade Jepang menerapkan "tiga prinsip" tidak mengekspor senjata ke negara-negara komunis, ke negara yang terkena embargo PBB, atau terlibat atau kemungkinan terlibat dalam konflik internasional.

Prinsip ini diadopsi tahun 1967 yang kemudian menjadi larangan yang diterapkan sendiri sepenuhnya.
Tapi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berkeinginan meningkatkan keamanan nasional di samping menormalisasikan pembatasan yang Jepang terapkan sendiri setelah Perang Dunia Kedua.

Transparan

Berdasarkan kebijakan ini, pembatasan ekspor kepada negara konflik atau yang dikenai embargo PBB tetap berlaku.

Ekspor akan diizinkan bagi perdamaian dunia dan kepentingan keamanan Jepang, lapor kantor berita Kyodo.
Jepang akan menerapkan pemeriksaan ketat ekspor dan membuat proses tersebut transparan.

Negara ini tidak akan mengizinkan ekspor dijual ke pihak ketiga.

"Berdasarkan prinsip baru ini, kami sudah membuat prosedur pengalihan peralatan keamanan lebih transparan," kata Menteri Kabinet Yoshihide Suga.

Permulaan tahun ini, Cina telah menyatakan ketidaksukaannya.

"Karena politik Jepang semakin cenderung ke kanan, alasan dan pengaruh semakin longgarnya pembatasan ekspor senjata membuat berbagai pihak sangat khawatir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying bulan Februari.

Akhir tahun lalu, kabinet Jepang menyepakati strategi keamanan nasional baru dan meningkatkan anggaran keamanan sebagai bagian dari langkah yang kebanyakan pihak pandang diarahkan ke Cina. Dalam lima tahun ke depan, Jepang akan membeli perangkat keras termasuk pesawat tanpa awak dan kendaraan amfibi.(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Jepang
 
  Resesi Semakin Dalam, Jepang Dihantam Kontraksi Ekonomi Terburuk Sejak 1980
  Trump Kunjungi Jepang, Bertemu Kaisar Naruhito dan PM Shinzo Abe: Apa Isu Penting yang Dibahas?
  Banjir dan Longsor Menghantam Jepang, Korban Meninggal Capai 100 Orang
  Jepang Utus Kapal Perang Terbesar untuk Kawal Kapal Logistik AS
  PM Jepang Kunjungi Pearl Harbor Sampaikan Duka Cita
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2