JAKARTA, Berita HUKUM - Dua hari lagi menjelang rencana penertiban, situasi di Komplek Kalijodo terasa makin mencekam. Sebagian warga yang menolak direlokasi memilih terus bertahan di kawasan itu sampai titik darah penghabisan. Mereka mengaku akan melakukan perlawanan jika Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok itu tidak menghentikan rencana pengusuran di kawasan itu.
"Ahok (Gubernur DKI Jakarta) terlalu arogan dan tidak pro rakyat. Kalo dia memang pro rakyat harusnya dia memikirkan nasib kami rakyat kecil ini. Kenapa sih dia sangat berambisi untuk meratakan rumah kami. Kalau ingin pencitraan dan pamor jangan begitu caranya," sahut Adiana, warga RW 05 Kalijodo, kepada Pewarta BeritaHUKUM, Sabtu (27/2).
Mereka mengaku akan terus berjaga-jaga di setiap sudut gang untuk mengantisipasi pasukan 'Ahok' yang berniat menggusur kawasan itu. "Kami bangun tenda disini untuk berjaga sampai kami benar-benar merasa aman dan tidak terusik," katanya.
Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi berharap tidak ada perlawanan saat eksekusi nanti. Pemrov DKI Jakarta memastikan akan melaksanakan pembongkaran pada, Senin (29/2) nanti.
Seiktar 5 ribu personil dari aparat gabungan Satpol PP, Polisi dan TNI akan diterjunkan ke lokasi. "Sasarannya seluruh bangunan akan dibongkar dan diratakan. Kecuali tempat ibadah, karena untuk tempat ibadah Gereja dan Masjid akan ada tim khusus untuk menanganinya."(bh/san) |