Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Reshuffle
JK: Reshuffle Bukan Hal yang Istimewa
Monday 03 Oct 2011 16:00:46
 

Jusuf Kalla (Foto: Ist)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Rencana perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II yang segera dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukanlah sesuatu hal yang istimewa. Kebijakan iu adalah hal yang biasa untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pemerintahan yang jauh dari harapan rakyat.

Penegasan ini disampaikan mantan Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Senin (3/10). Menurut dia, jika ada menteri yang perlu diganti merupakan hal yang biasa dilakukan di beberapa pemerintahan di dunia. “Ada (menteri) yang diganti ya pantas-pantas saja. Kalau saya Wapres, bisa saya kasih tahu, kalau sekarang tidak lagi,” selorohnya.

JK memberikan pandangan bahwa sistem penilaian kinerja menteri-menteri sekarang ini, tak sama dengan saat dirinya mendampingi SBY dalam KIB Jilid I lalu. Sekarang, penilaian kinerja menteri ditangani Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Menurut JK, saat menjabat wapres dulu, kinerja menteri dinilainya bersama presiden. Namun, pergantian menteri memang didasari hasil pertimbangan presiden. Namun, ada pula pergantian terkait pertimbangan politis. “Pemerintah juga memerlukan citra, sehingga pertimbangan politis reshuffle kabinet, termasuk pada masalah citra pemerintah di mata rakyat,” tandasnya.

Sementara di tempat terpisah, ribuan massa ‘kaos merah’ yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi, menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Mereka menamakan diri Panitia Bersama Panggung Pancasila Sakti ini, gabungan dari beberapa organisasi dan mahasiswa yakni dari Pemuda Kebangsaan, ProDEM, Gibas, UIN, UMJ, dan 40 organisasi lainnya. Massa melakukan aksi tuntut SBY-Boediono untuk segera mundur.

Massa yang tergabung dalam panitia bersama Panggung Pancasila Sakti ini, dalam orasinya mengeluh bahwa rezim SBY sudah beberapa kali dan melakukan reshuffle, namun ternyata keadaan bangsa justru tidak menunjukkan perbaikan. Akar permasalahan pokok sebenarnya, terletak pada kepemimpinan Presiden SBY dan sistem kenegaraan, politik dan ekonomi yang amburadul.(dbs/irw/wmr)



 
   Berita Terkait > Reshuffle
 
  Presiden Lantik Menteri dan Wamen Kabinet Indonesia Maju
  Jika Reshuffle Acuannya Kontroversi, Tiga Menteri Ini Layak Diganti
  Bongkar Pasang Menteri Kabinet Jangan Sampai Timbulkan Polemik
  Azis Syamsuddin Berharap Sosok Muda yang Matang dalam Kabinet
  Indonesia Butuh Sosok Abdul Mu'ti
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2