TEHERAN (BeritaHUKUM.com) – Iran menangkap 12 orang yang dituduh sebagai mata-mata Agen Rahasia Amerika Serikat (CIA). Kantor Berita Iran, IRNA mengatakan mereka ditangkap karena berupaya mendapatkan data-data militer dan program nuklir orang itu.
Seorang anggota parlemen yang cukup berpengaruh di negara itu, Parviz Sorouri mengatakan, dalam operasinya mereka berkoordinasi dengan dinas rahasia Israel dan sejumlah negara lain di kawasan itu.
Sorouri yang juga merupakan anggota Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Iran itu, sejauh ini belum menyebutkan asal negera dua belas orang yang ditangkap tersebut. Dia juga tidak memberikan informasi di mana mereka ditangkap, seperti dikutip BBC, Jumat (25/11).
"AS dan Zionis tengah berupaya menggunakan jaringan intelijen mereka baik di dalam maupun di luar Iran sebagai upaya untuk memukul negara kita. Namun, untunglah langkah ini digagalkan oleh tindakan cepat yang diambil oleh petugas di kementerian intelijen," kata Sorouri seperti dikutip dari IRNA.
Pernyataan Iran ini muncul tak lama setelah munculnya laporan di AS yang menyebutkan bahwa kelompok Hizbullah di Libanon telah berhasil mengungkap jaringan mata-mata CIA. Anggota Parlemen Libanon dari kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah menmbenarkan bahwa pihaknya berhasil mengungkap kedok mata-mata AS di organisasinnya.
"Intelijen Libanon telah mengalahkan agen AS dan Israel dalam apa yang disebut saat ini sebagai perang intelijen," kata Nasrallah seperti dikutip dari AFP.
Hizbullah sendiri selama ini dikenal sebagai organisasi yang memiliki kedekatan dengan Iran. Meskipun awalnya Kedubes AS di Beirut mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar, namun laporan kantor berita AP menyebutkan bahwa pejabat AS belakangan membenarkan pernyataan Nasrallah.
Sebelumnya laporan yang muncul di AS menyebutkan, seorang pejabat intelijen AS merasa khawatir dengan keselamatan sejumlah mata-mata mereka di Lebanon, setelah kedok mereka terungkap.
Iran sebelumnya pada bulan Mei lalu juga telah menangkap 30 orang mata-mata, setelah mereka mengungkap jaringan yang dijalankan CIA. Jaringan ini dijalankan lewat sejumlah misi diplomatik AS di Malaysia, Turki dan Uni Emirat Arab. AS merekrut warga Iran yang sebagai mata-mata lewat jaringan yang berada di ketiga negara itu.(bbc/sya)
|