PARIS (BeritaHUKUM.com) – Pendiri perusahaan produksi implan payudara asal Perancis yang dianggap menimbulkan keresahan di berbagai negara. mulai diburu Interpol. Kepolisian Perencis telah memasukan identitas Jean-Claude Mas (72) sebagai buron dan diburu hingga ke Kosta Rika, karena melakukan kejahatan berkaitan dengan "kehidupan dan kesehatan".
Sebelumnya, Prancis menyarankan 30.000 perempuan untuk mengangkat implan payudara buatan Perusahaan Mas, Poly Implant Prothese (PIP). Memang tidak ada bukti implan itu dapat menyebabkan kanker, tetapi berisiko mengalami kebocoran sangat tinggi.
Dalam daftar buronan internasional di situs interpol, dipajang dua foto wajahMas. Disebutkan Mas diburu oleh otoritas Kosta Rika, tanpa ada penjelasan secara rinci. Tapi seorang kuasa hukum PIP, menyatakan bahwa Mas berada di bagian tenggara wilayah Var Prancis dan akan tinggal disana, seperti diberitakan Reuters, Sabtu (24/12).
Seperti diketahui, sebagian besar perempuan yang menggunakan implan payudara buatan PIP, berada di Amerika Selatan dan Eropa Barat. Tapi pemerintah Perancis menyatakan bahwa perempuan yang menggunakan implan payudara PIP tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan dengan perempuan yang menggunakan implan produksi perusahaan lain, tetapi memiliki risiko bocor.
Menteri Kesehatan Perancis Xavier Bertrand menyarankan perempuan Prancis yang menggunakan implan payudara itu, untuk mengangkatnya sebagai "tindakan pencegahan", tetapi menyebutkan langkah itu "tidak mendesak".
Operasi pengangkatan akan dibayar dari dana publik untuk kesehatan, tetapi pemerintah Perancis hanya akan membayar penggunaan implan baru jika itu merupakan bagian dari rekonstruksi payudara yang berkaitan dengan penanganan kanker. Jika tak ingin diangkat implannya, pemerintah akan membayar pemidaian dengan ultrasound selama enam bulan.(bbc/sya)
|