JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam beberapa dekade terakhir, peran perempuan di segala bidang semakin strategis dan terlihat peningkatan keterlibatan perempuan dalam posisi-posisi penting. Hal tersebut diungkapkan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf dalam pertemuan dengan duta besar perempuan negara-negara sahabat, Jumat (6/2) lalu di Jakarta.
Nurhayati mengatakan, menurut National Democratic Institute (NDI), kesetaraan dalam politik tidak hanya memastikan keterwakilan kepentingan kaum perempuan dan kaum terpinggirkan lainnya, tetapi juga mempengaruhi fokus pilihan kebijakan dan ketersediaan anggaran bagi implementasi kebijakan tersebut.
Bahkan Survey yang dilakukan Inter Parliamentary Union (IPU) tahun 2008 mengenai prioritas kerja anggota parlemen mendapati bahwa anggota parlemen perempuan cenderung memprioritaskan program kerja yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat luas, antara lain pengasuhan anak, kesetaraan upah, hak cuti melahirkan dan pensiun, hak reproduksi, dan akses terhadap pelayanan umum.
Kenyataan tersebut menjadi sebuah bentuk pencapaian yang telah dilakukan perempuan hingga saat ini, baik di bidang ekonomi, politik dan sosial. Untuk merayakan hak pilih bagi kaum perempuan itulah rencanya akan digelar serangkaian acara dalam peringatan International Women’s Day (IWD) atau hari perempuan internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret.
“Tahun ini, International Women’s Day mengambil tema Make it Happen. Sejalan dengan tema tersebut, kami (pertemuan dengan duta besar perempuan Negara-negara sahabat) menyepakati Building the Future with Women’s Vision sebagai tema besar peringatan IWD tahun ini,”ungkap Politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini.
Nurhayati yang didampingi anggota BKSAP lainnya seperti Evita Nursanty, Amelia Anggraini dan Wiryanti Sukamdani menjelaskan pemilihan tema Building the Future with Women’s Vision itu dikarenakan adanya kesadaran akan pentingnya upaya berkelanjutan terhadap peningkatan peran perempuan dalam penyediaan akses menuju pembangunan.
Dijelaskannya, ada dua tema yang akan didiskusikan dalam seminar yang akan digelar pada 24 Maret mendatang, yakni Advancing the Role of Women in Leadership and Decision Making. Tema ini menekankan pentingnya peningkatan peran perempuan dalam kepemimpinan dan dalam proses pengambilan keputusan.
Sementara tema diskusi berikutnya adalah Women’s Role in Democratic Process and Good Governance yang menitik beratkan pada peran perempuan dalam proses demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Tidak lupa, Nurhayati mengungkapkan dalam pertemuan yang dihadiri oleh duta besar dari Mongolia,Sri Lanka,Meksiko, Armenia, Romania, Kuba, dan perwakilan Kedubes Libanon itu juga membicarakan rencana pembentukan forum bagi para anggota parlemen perempuan dan para duta besar perempuan, sebagai sarana untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman, serta memberikan kontribusi dalam upaya pembangunan yang berkelanjutan.(BKSAP/Ayu/dpr/bhc/sya) |