CALIFORNIA, Berita HUKUM - Nakoula Basseley Nakoula, 55 tahun, produser film yang menghina Nabi Muhammad dan memancing kekerasan dan kegaduhan di dunia Islam, muncul ke publik setelah menjalani pemeriksaan penyidik Federal, di dekat rumahnya di California.
Daily Mail mempublikasikan pembuat film Nakoula yang dikenal juga dengan nama Sam Bacile. Dalam foto itu terlihat dia bersama artis yang membintangi film amatir itu, Anna Gurji.
Gurji berperan sebagai pasangan pengantin Nabi Muhammad. Dalam film itu Gurji mengatakan dia juga ditipu oleh sutradara kelahiran Mesir itu.
"Saya berperan sebagai pengantin cilik untuk karakter yang bernama George", katanya kepada Daily Mail.
"Saya tidak tahu jika kemudian George diubah menjadi Muhammad. Saya saat ini mengurung diri di rumah. Saya takut orang - orang di Timur Tengah akan menyalahkan saya", katanya.
"Saya Katolik, jadi mereka pikir saya melakukan sesuatu yang menyerang Islam. Saya mengkonsumsi pil tidur. Saya menangis berhari - hari. Saya ditipu, wajah saya terpampang jelas di cuplikan film itu. Orang - orang melihat film buruk itu, dan mereka melihat saya", kata Gurji.
"Saya dikatakan bahwa, saya adalah Hillary, pengantin muda dari karakter bernama George", katanya.
"Katanya, film itu mengenai komet yang jatuh ke Bumi di sekitar Timur Tengah yang masih kuno. Ada beberapa suku yang berfikir bahwa komet itu suci. Terdapat banyak efek khusus dalam film itu, di depan layar hijau. Ini adalah film berbiaya sangat rendah. Saya dibayar 75 dolar sehari. Sepanjang syuting dengan George di depan layar hijau, Saya tidak tahu bagaimana kalau film itu akan diputar balik", katanya seperti dikutip Mail.
Pada hari Sabtu, Nakoula, seorang penganut Kristen Koptik, secara sukarela diperiksa oleh aparat Federal di pinggiran Cerritos, Los Angeles.
Film berdurasi 13 menit itu dibuat di California, diedarkan melalui Internet, dengan beberapa judul, termasuk Innocence of Muslim, yang mengolok - olok Nabi Muhammad, yang diibaratkan badut.
Film itu memancing protes di konsulat Amerika Serikat di kota Benghazi, Libya. Massa yang marah menyerbu kantor konsulat, membunuh duta besar dan tiga warga Amerika Serikat lainnya.
Pihak Amerika mengatakan militan menggunakan aksi protes itu, untuk menyelundupkan senjata ke kantor konsulat.
Selain kekerasan di Libya, protes menjalar ke seluruh dunia.(brs/bhc/rby) |