LONDON (BeritaHUKUM.com) – Pemerintah Inggris memerintahkan penutupan kedutaan besar Iran di London dan semua diplomat Iran harus meninggalkan Inggris dalam waktu 48 jam. Menteri luar negeri Inggris, William Hague, mengumumkan keputusan tersebut di parlemen, Rabu (30/11) atau sehari setelah dua Kedubes Inggris di Teheran diserang para pengunjuk rasa.
Hague menambahkan bahwa Kedubes Inggris di Teheran kini ditutup dan semua staf diplomatnya akan dievakuasi. "Ternyata pihak berwenang Iran tidak bisa memberikan perlindungan kepada kedutaan besar atau serangan ini bisa berlangsung tanpa sepengetahuan rezim adalah aneh," jelasnya.
Sementara itu dalam pidatonya di parlemen, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyebutkan perilaku warga Iran memalukan. Dia menambahkan bahwa kekhawatiran utama pemerintah adalah keselamatan para diplomatnya.Namun, ia menegaskan bahwa hubungan diplomatik kedua negara tidak putus sama sekali.
“Iran menghadapi konsekuensi serius karena tidak berhasil mempertahankan kompleks Inggris itu dari kaum Islamis yang menyerbu mereka selagi polisi hanya mengawasi tanpa bertindak,” kata dia.
Sedangkan pihak berwenang Iran menyatakan bahwa penyerbuan atas Kedubes Inggris di Teheran dilakukan oleh para mahasiswa. Dalam insiden itu, para penyerang merobek bendera Inggris, merusak jendela dan membakar sejumlah dokumen milik kedutaan. Tidak ada staf kedutaan Inggris yang terluka dalam serangan itu.
Penyerbuan tersebut dilakukan sebagai balasan atas penerapan sanksi dari negara-negara Barat atas Iran sehubungan dengan program nuklirnya. Pekan lalu, Inggris mengumumkan penghentian semua transaksi dengan sistem keuangan Iran, termasuk dengan Bank Sentral Iran.
Dalam perkembangan terpisah, Jerman memutuskan untuk menarik duta besar dari Iran sehubungan dengan penyerbuan ke kedutaan besar Inggris oleh pengunjuk rasa. Sementara Norwegia sudah menutup kedutaan besar mereka di Iran untuk sementara waktu dengan alasan keamanan para staf dan gedungnya.(bbc/voa/sya)
|