BANGKOK, Berita HUKUM – Thailand yang dikenal dunia selalu menjadi juara eksportir beras terbesar sejak tahun 1980, kini telah digeser India. Kebijakan kontroversial peningkatan gaji petani malah menggeser Thailand dari tangga juara satu eksportir beras terbesar di 2012.
Jumlah ekspor beras Thailand di 2012 turun 35% dari 10,6 juta ton di 2011 lalu. Thailand telah menjadi juara eksportir beras terbesar di dunia selama 31 tahun sejak 1980 lalu.
Turunnya ekspor beras Thailand disebabkan kebijakan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra agar pemerintah membeli beras dari para petani dengan harga 50% di atas harga pasar, agar petani lebih sejahtera. Ini membuat petani malas mengekspor berasnya.
Menurut data Asosiasi Eksportir Beras Thailand yang dikutip dari AFP, Jumat (4/1), posisi eksportir beras terbesar di dunia pada 2012 dipegang oleh India dengan total 9,5 juta ton, dan juara dua diduduki Vietnam dengan jumlah 7,8 juta ton. Sementara Thailand di peringkat ketiga dengan nilai 6,9 juta ton.
Kebijakan tersebut membuat harga beras Thailand saat ini mencapai US$ 130-150 per ton, atau lebih mahal dari beras negara-negara kompetitornya.
Di 2012 lalu, Thailand memproduksi sekitar 20 juta ton beras. Saat ini diperkirakan negara gajah putih tersebut mempunyai stok 12-13 juta ton dan bakal melonjak hingga 20 juta ton di akhir 2013.
Untuk Indonesia sendiri Bulog dapat melakukan pengadaan sebesar 3,55 juta ton. "Pengadaan lebih kecil targetnya dari realisasi pengadaan tahun 2012 karena jumlah penerima raskin menurun dari 17,488 juta kepala keluarga menjadi 15,4 juta kepala keluarga. Jadi penyaluran raskin pun turun sekitar 300 ribu ton, sekitar 3 juta ton unuk 2013 ini," kata Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso.(dbs/bhc/mdb)
|