SAMARINDA, Berita HUKUM - Masih belum hilang dari ingatan atas kasus pembunuhan yang ditangani oleh Polsek Samarinda Utara, terhadap pelaku yang bernama Nurdin (40), yang melakukan pembunuhan berencana terhadap Istri sirinya Novianti (38) di rumah kontrakannya, Jl. Pakis Merah, RT 85 Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) pada, Selasa (13/8/13) yang lalu, dan oleh Penyidik menjerat Pasal berlapis, yakni Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, dan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan berencana, serta Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dengan hukuman seumur hidup, namun dibebaskan sebelum diajukan ke Persidangan pada Pengadilan Negeri Samarinda.
Dilepasnya tersangka Nurdin dengan dalil Kepolisian Polsek Samarinda Utara yang menangani kasus tersebut belum bisa membuktikan kematian Novianti, membuat keluarga geram dan akan melayangkan surat keberatan, yang akan disampaikan kepada Kapolres Samarinda dan Kapolda Kaltim yang ada di Balikpapan. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Nurpiah (53), ibu dari almarhum Novianti kepada BeritaHUKUM.com di salah satu rumah Pengacara di Samarinda.
Ibu Nurpiah, mempertanyakan dilepasnya Nurdin yang telah membunuh anaknya tersebut dengan cara yang sadis, dengan meminumkan racun dan mengikatkan lehernya dengan seutas tali hingga tewas, dan menuding ada konspirasi antara istri pertama Nurdin, yang seorang guru berada di Jl. Kota Raja Tenggarong, Kutai kartanegara, dengan pihak Kapolsek Samarinda Utara serta pihak Kejaksaan untuk membebaskan Nurdin, ujar Nurpiah dengan linangan air mata di pipinya, mengenang kematian anak keduanya yang meninggal dengan cara dibunuh tersebut.
"Saya tidak menuduh, namun menduga telah terjadi kerjasama antara Istri Nurdin yang seorang Guru di Tenggarong dengan menjual rumahnya, untuk membayar polisi untuk membebaskan Nurdin," ujar Ibu Nurpiah.
Ibu Nurpiah juga mengatakan bahwa, setelah kematian anaknya, kepada dirinya istri Nurdin sambil berteriak dijalan mengatakan, "Ibu akan rugi, saya akan beli Polisi setelah saya jual rumah, ibu akan gigit jari,' ujar ibu Nurpiah menirukan ucapan istri Nurdin.
Dipaparkan Ibu Nurpiah bahwa, setelah seminggu kematian anaknya Novianti yang telah memberikannya dua orang cucu dari suami pertamanya, antara tidak dan terjaga dia diberi petunjuk kronologis atas pembunuhan terhadap anaknya. Nurdin memberikan minuman berupa racun kepada Novianti kemudian duduk dikursi ruang tamu, Nurdin melakukan penyiksaan dengan memukul dibagian wajahnya dan melipatkan tangannya kebelakang hingga meninggal.
Setelah meninggal Nurdin keluar rumah dan masuk lagi untuk mengangkat Novita untuk pergi, namun karena berat di simpannya kembali, kemudian Nurdin mengambil tali rumput jepang untuk mengikat leher Novita, terang ibu Nurpiah.
Ibu Nurpiah juga mengharapkan agar Kapolres Samarinda dan Kapolda Kaltim agar bisa segera menangkap kembali tersangka Nurdin yang telah dibebaskan tanpa sidang pengadilan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang keji, saya minta keadilan," pungkas ibu Nurpiah.(bhc/gaj) |