WASHINGTON, Berita HUKUM - Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, memperingatkan risiko adanya deflasi sebagai reaksi atas pemulihan ekonomi global.
Lagarde mengatakan bahwa "ada optimisme" tentang pertumbuhan, tetapi pemulihan masih "rapuh."
"Jika inflasi adalah jin, maka deflasi adalah ogre [monster] yang harus diperangi," katanya dalam sebuah pidato di Washington.
Sebelumnya, Bank Dunia mengatakan ekonomi global berada di sebuah "titik balik" tetapi "tetap rentan."
"Kami melihat meningkatnya risiko deflasi, yang bisa berarti bencana bagi pemulihan [ekonomi]," kata Lagarde di National Press.
Deflasi dapat mengurangi konsumsi pribadi karena orang menunggu harga jatuh lebih jauh, dan menghambat investasi karena dapat meningkatkan biaya riil pinjaman.
Lagarde juga memperingatkan tentang volatilitas sebagai dampak ikutan penarikan stimulus moneter secara bertahap oleh Amerika Serikat.
Belum Stabil
Bank Dunia mengatakan dalam laporan tahunannya bahwa negara-negara kaya tampaknya "akhirnya membaik" setelah krisis keuangan.
Hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan yang lebih kuat di negara berkembang.
Tapi Bank Dunia juga memperingatkan prospek pertumbuhan "tetap rentan" terhadap dampak penarikan langkah-langkah stimulus ekonomi di AS.
AS sudah mulai menurunkan program pembelian obligasi bulanan, yang sebelumnya ditetapkan sebesar US$85miliar per bulan.
Ada kekhawatiran ini bisa mendorong kenaikan suku bunga global, yang dapat mempengaruhi aliran uang masuk dan keluar dari negara-negara berkembang dan membuat pasar keuangan internasional lebih tidak stabil.
Bank Dunia memperingatkan bahwa beberapa negara berkembang "bisa menghadapi risiko krisis" jika penarikan stimulus ini dibarengi oleh volatilitas pasar.(BBC/bhc/sya) |