BANDUNG (BeritaHUKUM.com) – Hutan konservasi di Jawa Barat (Jabar) makin terus berkurang. Dari luas hutan konservasi ratusan ribu hektare yang ada tersebut, saat ini hanya tersisa kurang dari seperempatnya dari total luas hutan yang ada di Jabar. Hal ini dikhawatirkan dapat memunculkan bencana besar yang mengamcam ekologi.
Berdarsarkan SK Menhut Nomor 419/Kpts-II/1999 luas hutan konservasi sekitar 252.604 ha atau sekitar 24 % dari total luas hutan di Jabar. Sedangkan berdasarkan SK Menhut 195/Kpts-II/2003, luas hutan konservasi di Jabar hanya sekitar 132.180 ha atau sekitar 16% dari luas total hutan di Jabar.
“Dari data tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa secara kuantitatif luas hutan konservasi atau hutan alam di Jabar terus berkurang. Lenyap dari waktu ke waktu, akibat kepentingan penguasa dan pengusaha " kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar, Dadan Ramdan dalam rilis berita yang dikutip dalam situs resmi Walhi, Kamis (27/10).
Padahal, lanjut dia, di Provinsi Jabar itu telah ditetapkan hutan konservasi berupa 32 kawasan cagar alam (dua di antaranya merupakan aagar alam laut), dua kawasan suaka margasatwa, satu kawasan taman buru, dua kawasan taman hutan raya, tiga kawasan taman nasional, dan 16 kawasan taman wisata.
“Tapi kondisinya saat ini berada dalam ancaman kerusakan dan punahnya keanekaragaman hayati endemik di Jabar. Jika tak segera diambil langkah penting dapat membahayakan keberadaan kakayaan itu di masa mendatang," jelas Dadan.
Secara kualitatif, ancaman kerusakan ekosistem hutan konservasi di Jabar dapat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya alih fungsi lahan hutan konservasi menjadi lahan pertambangan mineral dan panas bumi, pariwisata, kebakaran, penebangan liar dan lain-lain.
Kasus, pengembangan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi di Jabar atas kawasan cagar alam, taman wisata alam, taman nasional merupakan ancaman bagi semakin berkurangnya luasan lahan konservasi. “Eksploitasi tambang dalam skala besar dipastikan akan semakin merusak, baik secara kuantitatif maupun kualitatif ekosistem hutan konservasi di Jawa Barat," ungkap dadan.(woi/ans)
|