Amerika Serikat Hubungan Tegang AS dan Rusia, Obama dan Putin Berjabat Tangan 2016-11-21 06:25:36
Obama dan Putin berjabat tangan meskipun tampak canggung.(Foto: Istimewa)
PERU, Berita HUKUM - Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu secara singkat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT APEC di Peru.
Kedua pemimpin, yang mengalami hubungan tegang belakangan terkait dengan sejumlah masalah, termasuk perang Suriah dan pencaplokan Krimea dari Ukraina oleh Rusia, tampak berbincang-bincang dan berjabat tangan.
"Mereka saling menyapa dan berbicara singkat," kata juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov, seperti dilaporkan oleh kantor berita Rusia TASS.
Gedung Putih mengatakan Obama menyerukan kepada Putin untuk memegang komitmen Moskow terkait Ukraina dan mengatakan mereka seharusnya berusaha lebih keras lagi untuk menekan tingkat kekerasan di Suriah. Image copyrightREUTERSImage captionPresiden Obama mengatakan kepada Presiden Putin bahwa menteri luar negeri kedua negara harus mencari prakarsa untuk mengurangi kekerasan di Suriah.
Inilah pertama kalinya mereka bertemu setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat. Trumpp dijadwalkan akan mulai menjabat pada 20 Januari mendatang.
"Para presiden menyatakan kekecewaannya bahwa tidak ada kemajuan yang telah dicapai pada Ukraina," kata sekretaris pers Presiden Rusia, Dmitry Peskov.
"Pada saat yang sama, itu menggarisbawahi bahwa dua bulan tersisa [istilah Obama] harus digunakan untuk menemukan resolusi konflik Suriah. Untuk tujuan ini, disepakati bahwa [menteri luar negeri Rusia] Sergey Lavrov dan [Menteri Luar Negeri AS] John Kerry harus terus berkomunikasi. "
Gedung Putih mengkonfirmasi rincian dari pertemuan publik, yang berakhir dengan jabat tangan.
Sela-sela obrolan belum secara resmi dijadwalkan, namun Peskov sebelumnya meramalkan bahwa para pemimpin kedua negara, yang keduanya anggota APEC, bisa berbicara selama pertemuan puncak dua hari.
KTT Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) sendiri yang ditutup pada Minggu (20/11) didominasi kekhawatiran akan pendekatan presiden terpilih AS, Donald Trump, terhadap perdagangan global.
Banyak kalangan khawatir Trump akan menempuh kebijakan ekonomi yang menentang perdagangan bebas karena dalam masa kampanye, ia antara lain menyatakan akan menghukum perusahaan-perusahaan AS yang tidak menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Kendati demikian, sebagian pihak menilai Trump mungkin tidak akan mewujudkan retorika-retorikanya.(rt/BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com