Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Amerika Serikat
Hillary Clinton Bantah Kaitan Yayasannya dengan Deplu
2016-08-11 12:08:30
 

Kumpulan email terbaru ini tidak masuk dalam sekitar 30.000 yang sudah diserahkan Clinton ke Deplu AS.
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Hillary Clinton menepis tuduhan bahwa yayasan amalnya memiliki pengaruh atas Departemen Luar Negeri ketika menjabat sebagai menteri luar negeri.

Satu kumpulan email yang belum pernah diungkapkan memperlihatkan komunikasi antara yayasan Clinton dengan staf di Departemen Luar Negeri.

Email-email tersebut diperoleh sebuah kelompok beraliran konservatif, Judicial Watch, yang menggunakannya sebagai bagian dalam gugatan atas Deplu Amerika Serikat.

Namun calon presiden dari Partai Demokrat tersebut menegaskan email-email itu tidak melibatkannya atau berhubungan dengan kegiatan yayasannya.

Kumpulan surat elektronik yang sudah diedit itu berasal dari masa tiga bulan pertama Clinton menjabat menteri luar negeri tahun 2009.

Dan email-email itu tidak termasuk dalam 30.000 lebih email yang sudah diserahkan Clinton kepada Departemen Luar Negeri pada Maret lalu untuk diselidiki.

Minta pekerjaan?

Dalam salah satu email, seorang staf yayasan amal Clinton, Doug Band, meminta kepada asisten Clinton, Cheryl Mills dan Huma Abedin, agar rekan dari yayasan mendapat pekerhjaan di Deplu.

Dan surat itu dibalas Abedin, "Kami sudah memasukkan dia dalam radar kami. Personalia sudah mengirimkan pilihan-pilihan kepadanya," .

Bagaimanapun, juru bicara Deplu, Elizabeth Trudeau, mengatakan kepada ABC News bahwa Deplu merekrut pekerja bagian politik melalui 'berbagai jalan'.

Sementara kubu kampanye Clinton mengatakan email yang diangkat Judicial Watch itu merujuk pada Doug Band sebagai asisten pribadi dari mantan presiden Bill Clinton dan bukan sebagai Ketua Prakarsa Global Clinton.

Masalah penggunaan email pribadi saat menjabat menteri luar negeri tampaknya masih terus membayang-bayangi pencalonan Hillary Clinton.

Orangtua dua warga negara Amerika Serikat yang tewas saat serangan di Benghazi, Libia, tahun 2012 juga sudah menuntutnya dengan alasan, antara lain, karena penggunaan email pribadi membahayakan keamanan kedua korban.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Amerika Serikat
 
  DPR AS Lakukan Pemungutan Suara untuk Makzulkan Biden
  Amerika Serikat Lacak 'Balon Pengintai' yang Diduga Milik China - Terbang di Mana Saja Balon Itu?
  Joe Biden akan Mengundang Para Pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih
  AS Uji Rudal Hipersonik Mach 5, Lima Kali Kecepatan Suara
  Sensus 2020: Masa Depan Populasi AS Bercorak Hispanik
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2