Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Pertumbuhan Ekonomi
Heri Gunawan: Ekonomi Kuartal II Kian Jauh dari Target
2018-08-09 12:39:42
 

Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan.(Foto: Arief/mr)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 ini yang hanya sebesar 5,27 persen, masih jauh dari target pemerintah sebesar 5,4 persen. Pemerintah sendiri mengklaim ini merupakan capaian tertinggi. Padahal, janji kampanye Presiden Joko Widodo disebutkan mencapai 7 persen. Sudah empat tahun pemrintahan berjalan, target pertumbuhan tak pernah tercapai.

"Saya melihat faktor yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah berakhirnya booming komoditas yang menjadi mimpi buruk bagi perekonomian nasional. Faktanya, saat fase booming komoditas, pertumbuhan ekonomi dari 2015-2016 menunjukkan performa yang jauh dari harapan. Pada kuartal II 2015, misalnya, pertumbuhan hanya sebesar 4,74 persen," kata Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan saat diwawancara lewat sambungan telepon, Kamis (9/8).

Menurut politisi Partai Gerindra ini, sejak kuartal I 2016, pertumbuhan ekonomi bergeser ke angka 4,94 persen, meski kurang begitu memuaskan. Tahun 2016 itu adalah fase recovery pasca berakhirnya booming komoditas, sampai akhirnya pada kuartal II 2018 naik ke angka 5,27 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2018, nampaknya lebih dipengaruhi belanja bantuan sosial (bansos).

Program ini, kata Heri, turut memengaruhi tingkat kemiskinan. Namun, pada sisi lain berimbas pada pengurangan belanja modal pemerintah. "Kebijakan belanja bansos yang besar itu memang by design, tentunya seiring semakin dekatnya tahun politik jelang Pilpres 2019. Kebijakan ini mengorbankan belanja modal yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat sektor strategis nasional, seperti pangan dan energi. Ini terlihat dari kontribusi government expendinture yang kecil sekali dampaknya terhadap peningkatan sektor produktif," papar Heri.

Naiknya konsumsi rumah tangga saat ini, sambung politisi dari dapil Jabar IV itu, tidak berarti daya beli masyarakat membaik. Semuanya dilatari kontribusi belanja pemerintah (government expenditure). Terbukti, realisasi belanja pemerintah naik pesat, khususnya bantuan sosial. Jadi secara keseluruhan, perekonomian nasional selama pemerintahan ini benar-benar bergantung faktor eksternal, bukan hidupnya ekonomi riil.

Heri menilai, seringnya target pertumbuhan pemerintah meleset, karena proyeksi yang dibuat sering over optimistic. Itu menjadi tanda bahwa pemerintah tidak membaca keadaan lapangan, apa yang sebetulnya terjadi. "Angka ketimpangan yang masih bertengger di kisaran 0,39, mestinya sudah lebih dari cukup untuk menjadi warning bahwa arah kebijakan ekonomi yang dipatok pemerintah Jokowi keliru. Sistem ekonomi yang dijalankan selama ini juga belum mampu menciptakan pemerataan secara total," tandasnya lagi.

Ditambahkannya, postur APBN yang terus defisit dari tahun ke tahun masih tak bisa diterjemahkan menjadi kesejahteraan bagi rakyat banyak. Ekonomi nasional pun tidak dinikmati rakyat banyak. Bahkan, angka di kuartal II sebesar 5,27 persen itupun hanya bersifat sementara, belum mampu merembes sampai ke kelas masyarakat menengah ke bawah yang proporsinya sebesar 80 persen.(mh/sf/DPR/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Pertumbuhan Ekonomi
 
  Wakil Ketua MPR: Ekonomi Tumbuh Namun Kemiskinan Naik, Pertumbuhan Kita Masih Eksklusif
  Waspadai Pertumbuhan Semu Dampak 'Commodity Boom'
  Pimpinan BAKN Berikan Catatan Publikasi BPS tentang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022
  Harga Tidak Juga Stabil, Wakil Ketua MPR: Pemerintah Gagal Menjalankan Amanat Pasal 33 UUD 1945
  Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2