ISLAMABAD (BeritaHUKUM.com) - Jaringan Haqqani, kelompok pemberontak yang ditakuti di Afghanistan, mengaku akan berdialog dengan pemerintah Kabul dan AS untuk berdamai. Namun, hal ini dilakukan dengan syarat, bila Taliban juga mau untuk berdamai. Tapi hal itu sesuatu yang dianggap mustahil.
Seperti dikutip kantor berita Reuters, ketua jaringan ini, Sirajuddin Haqqani mengatakan, kelompoknya beberapa kali menolak perjanjian perdamaian dari AS dan pemerintahan Presiden Hamid Karzai, karena mereka dianggap mencoba untuk ''menciptakan pembelahan'' diantara kelompok militansi.
Setiap upaya untuk melakukan itu akan selalu gagal, kata Sirajuddin yang menggambarkan pasukan AS di Afghanistan sebagai salah satu musuh berbahaya.
''Mereka menawari kami posisi yang sangat penting, tetapi kami menolaknya dan mengatakan bahwa mereka tidak akan berhasil dengan rencana licik itu. Mereka ingin membelah kami,'' kata Sirajuddin.
Menurut Sirajuddin dalam wawancara dengan telepon dari lokasi yang dirahasiakan, jaringan Haqqani tidak lagi memiliki tempat perlindungan di wilayah Pakistan dan merasa lebih aman di kawasan Afghanistan.
"Masa lalu kami bersembunyi di pegunungan sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan. Sekarang kami merasa lebih aman di Afghanistan disamping warga Afghanistan, pejabat militer dan polisi bersama kami,'' katanya.
Dijelaskan, ada banyak orang tulus di pemerintahan Afghanistan yang setia dengan Taliban, karena mereka tahu misi kelompoknya untuk memerdekakan tanah airnya dari cengkeraman pasukan asing dengan menamakan misi perdamaian tersebut.
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memperingatkan Pakistan bahwa Amerika Serikat akan melakukan ''apapun yang bisa kami lakukan'' untuk membela pasukan AS dari serangan militan basis Pakistan di Afghanistan.
Sebuah serangan terbaru Selasa (13/09) lalu terjadi di kedutaan AS di Kabul. Sekelompok bersenjata menyerang lokasi kedutaan AS di Afghanistan dengan roket. Sepekan sebelumnya sebuah truk bermuatan bom juga meledak dan melukai 77 anggota pasukan AS. Amerika meyakini serangan itu didalangi oleh jaringan Haqqani.
Amerika Serikat sendiri menghargai kepala Sirajuddin Haqqani sebesar 5 juta dolar AS sebagai salah satu buronan teroris itu. Washington pun beberapa kali menekan Pakistan untuk menumpas jaringan Haqqani yang diyakini berpusat di kawasan kesukuan Waziristan Utara. Anggota kelompok ini dikenal militan dan sangat ditakuti pasukan gabungan NATO di Afghanistan. Kelompok ini juga dikenal dekat dengan Taliban dalam memerangi pasukan invasi asing di Afghanistan tersebut.(bbc/sya)
|