Aksi Bela Islam yang salah satunya digelar hari ini atau dikenal dengan Aksi 212 diharapkan tidak sampai membuat umat Islam mengambil tindakan sendiri. Menyusul tidak ada pemberhentian sementara terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jabatan gubernur DKI Jakarta.
"Ini sudah berulang kali aksinya. Jangan sampai umat Islam ini mengambil tindakan sendiri," kata anggota DPR RI Refrizal di komplek parlemen, Jakarta, Selasa (21/2).
Oleh karena itu, dia menilai bahwa hak angket yang diajukan DPR kepada pemerintah adalah salah satu upaya untuk menegakkan keadilan. Terkait status Shok sebagai terdakwa kasus penistaan agama.
"Saya minta tegakkan keadilan, non aktifkan segera Ahok. Di DPR akan bergerak hak angket. Saya salah satu inisiator hak angket akan terus perjuangkan agar ini diterima," jelas Refrizal.
Menurutnya, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak juga segara menonaktifkan sementara Ahok, maka DPR akan terus memperjuangkan hak angket dalam Rapat Paripurna.
"Karena kita berkeyakinan pemerintah telah melanggar Undang-Undang 23/2014 pasal 83 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 tentang Pemerintahan Daerah," tegas Refrizal, yang merupakan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Diketahui, para ulama yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) mendatangi Gedung DPR untuk mendesak pemberhentian sementara Ahok. Juga meminta agar tidak terjadi kriminalisasi atas para ulama yang diperiksa oleh kepolisian dengan dugaan pencucian uang.
Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq menyampaikan orasi di depan gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, (21/2).
Dalam kesempatan itu, Habib Rizieq menyampaikan bahwa kedatangan umat Islam ke gedung wakil rakyat tersebut bukan untuk membuat kerusuhan atau memecah bangsa.
:Kita datang hanya untuk menyampaikan aspirasi," tegas Habib Rizieq.
Habib Rizieq lalu menyampaikan lima tuntutan massa Aksi 212.
Pertama, Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama harus diberhentikan sementara karena sudah menjadi Terdakwa kasus penistaan agama. Hal itu sesuai dengan UU Pemda.
Kedua, meminta majelis hakim yang sedang menangani tersebut untuk menjatuhkan vonis penjara kepada Ahok.
Ketiga, stop kriminalisasi ulama dan pejuang Islam yang menegakkan kebenaran.
Keempat, stop penangkapan terhadap mahasiswa.
"Para mahasiswa itu anak bangsa, yang harus dididik bukan dipenjarakan," tegasnya.
Terakhir, massa meminta Pemerintah untuk memberantas komunisme.
"Ganyang, ganyang, ganyang PKI," begitu yel-yel Habib Rizieq yang disambut massa.(wah/rmol/bh/sya) |