JAKARTA, Berita HUKUM - Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) rencananya akan menyelenggarakan resepsi HUT ke - 46 dan silaturahmi halal bi halal, Minggu malam (17/9) di Birawa Asembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta.
Acara diawali dengan sambutan Ketua Harian Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI, Tamsil Linrung. Selanjutnya akan tampil sebagai pembicara HM. Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung selaku Penasehat KAHMI serta Orasi Kebangsaan oleh Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan. Ulang tahun Kahmi ke - 46 ini mengambil tema: Mewujudkan Kepemimpinan Nasional Berkarakter Menuju Kemandirian Bangsa.
Sekjend Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI, Nurmansyah E. Tanjung, mengungkapkan alasan pemilihan tema pada ulang tahun ini, yang menurutnya sangat relevan dengan situasi dan kondisi kebangsaan saat ini.
Menurutnya, bangsa ini tengah mengalami tiga persoalan yang sangat krusial terkait dengan fungsi kepemimpinan nasional. Pertama, mobilitas kepemimpinan nasional saat ini lebih berdasarkan pada sebuah nilai harga, bukan berdasarkan dari proses kaderisasi yang matang. Kecenderungan ini yang kemudian melahirkan gejala politik transaksional di level kepemimpinan nasional.
“Pemimpin saat ini banyak yang mobilitas vertikalnya karena lebih mengandalkan pada nilai sebuah harga, dibandingkan dari proses kaderisasi yang matang”, ucap Nurmansyah. Dari politik transaksional itu, “mereka otomatis jadi pemimpin, bukan secara sistematis mengikuti langkah sehingga menjadi pemimpin yang siap”, tambahnya.
Kedua, kepemimpinan nasional lambat dalam menangani berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan. Di antaranya masalah perbedaan etnis, pengakuan terhadap pluralisme, konflik keagamaan, dan penegakan HAM. “Pemimpin nasional tidak tegas menghadapi banyaknya persoalan kebangsaan itu”, ujarnya.
Ketiga, kepemimpinan nasional kerap terjebak dalam konflik kepentingan (vested of interest). Kecenderungan kepemimpinan saat ini lebih kuat memperlihatkan ambisi mewujudkan kepentingan kelompok dan golongannya. Padahal, seseorang pemimpin harusnya mampu berdiri di atas semua golongan.
“Pemimpin itu harusnya mewujudkan visi dan misinya untuk kepentingan bangsa dan harus memposisikan dirinya sebagai milik semua”, tegasnya.
Dalam menghadapi tiga persoalan itu, KAHMI, menurut Nurmansyah, juga menawarkan tiga langkah penyelesaian yang konkret. Dari segi internal, Kahmi mengajukan pentingnya kembali melakukan intensifikasi, reaktualisasi, dan redefinisi terhadap model kaderisasi HMI.
Kaderisasi merupakan wadah dalam melahirkan calon pemimpin masa depan yang memiliki integritas dan disiplin tinggi. “Kahmi harus berkomitmen dalam menjadikan proses kaderisasi sebagai kawah candradimukanya HMI dalam melahirkan calon-calon pemimpin bangsa yang memiliki integritas tinggi.”
Dari segi eksternal, Kahmi mendorong agar semua elemen bangsa yang berperan dalam melahirkan calon pemimpin nasional, secara selektif dan sistematis mengawal lahirnya calon pemimpin yang memiliki integritas.
“Elemen bangsa seperti KPU, Bawaslu, Mendagri, Eksekutif dan Legislatif, diharapkan secara selektif dapat melahirkan para calon pemimpin yang tepat,” papar Nurmansyah.
Selain itu, Kahmi juga mendorong untuk optimalisasi peran tiga pilar demokrasi dalam melahirkan pemimpin nasional yang tepat. Tiga pilar yang terdiri dari negara, civil society, dan pengusaha, harus bekerja sama menghadirkan calon pemimpin.
Dia mencontohkan, pendidikan kewargaan sebagai satu instrumen menyiapkan calon pemimpin bangsa, jangan hanya diajarkan pada civil society, melainkan juga harus dikembangkan oleh kelompok pengusaha. “Agar pengusaha juga ikut berkonstribusi dalam mewujudkan kepemimpinan nasional.”
HUT Kahmi kali ini, tambah Nurmansyah, memiliki posisi yang sangat strategis. Di antaranya terkait dengan momentum pergantian kepemimpinan nasional Kahmi, pelaksanaan Pemilu 2014, dan langkah strategis Kahmi dalam menjaga kader-kader terbaiknya yang banyak menduduki posisi penting di pemerintahan.
“Kita ingin mengawal para kader kita yang punya posisi strategis di pemerintah agar mereka bekerja dengan baik,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Muzakkir Djabir, mengatakan acara resepsi HUT Kahmi ini diawali oleh gerak jalan santai, Sabtu (16/9), di Lapangan Monas (Parkir IRTI) Jakarta. Acara dimulai pukul 06.00-09.00 Wib.
Selain itu, lanjut Muzakkir, acara HUT kali ini akan diisi oleh pembahasan kegiatan Pra Musyawarah Nasional (pra Munas) Kahmi, yang intinya akan berkoordinasi Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI dengan seluruh pimpinan Kahmi wilayah se-Indonesia. Agenda pertemuan di antaranya pemantapan persiapan Munas.
KAHMI adalah Korps Alumni HMI yang berdiri pada 17 September 1966. Pembentukan organisasi ini didasari di antaranya oleh keinginan bersama terhadap adanya sebuah wadah kekeluargaan tempat berkumpulnya para alumni HMI. Kehadirannya sejak dulu hingga saat ini selalu mengiringi perjalanan bangsa.(bhc/hms/rat)
|