Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Hoax
HMPI: Hoaks Buat Netizen Lebih Hebat dari Quraish Shihab
2019-01-22 20:32:50
 

Kabid Keagamaan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) Fadhly Azhar pada diskusi 'Menjaga Demokrasi dari Bahaya Hoaks untuk Pemilu yang Jujur dan Berintegritas' yang digelar Indonesian Democracy Network (IDN), Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).(Foto: BH /mos)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Maraknya penyebaran hoaks terlebih dalam tahun politik, diakibatkan kurang kritisnya masyarakat ketika mendapatkan informasi yang belum dipastikan kebenarannya.

Kabid Keagamaan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) Fadhly Azhar menjelaskan, jika masyarakat kurang memahami pentingnya sikap kritis dalam mengantisipasi hoaks, hal tersebut dapat berakibat semakin mudahnya hoaks tersebar di masyarakat.

"Hoaks itu akibat nalar kritis kita rendah. Ini menjadi pintu masuk hoaks," kata Fadhly pada diskusi 'Menjaga Demokrasi dari Bahaya Hoaks untuk Pemilu yang Jujur dan Berintegritas' yang digelar Indonesian Democracy Network (IDN), Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).

Kritik yang disampaikan masyarakat sebelum ini, cenderung terarah dan memiliki landasan yang jelas. Namun sekarang, kata Fadhly selain kualitas dan kuantitasnya rendah, kritik yang dibangun berdasarkan aspek-aspek tak masuk akal. "Bayangkan saat ini (keilmuan) Quraish Shihab (dianggap) kalah sama netizen yang beragama baru enam bulan," ucapnya.

Orang-orang yang dianggap ahli dalam suatu bidang atau keilmuan, kini lebih banyak tak dihiraukan. Mereka kalah atau tak dipandang dibanding dengan pendapat pihak-pihak yang tak jelas latar belakangnya, namun populer di masyarakat baik di dunia maya maupun nyata. Fenomena ini, imbuh Fadhly, disebut sebagai The Death of Expertise, atau matinya kepercayaan masyarakat terhadap para ahli. Keadaan ini dinilai berbahaya, sebab membuat penyebaran hoaks semakin luas.

"Keadaan The Death of Expertise harus dilawan dengan The Power of Expertise, atau mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap para ahli," tandasnya. (bh/mos)



 
   Berita Terkait > Hoax
 
  Dialog Publik Divhumas Polri Siap Cegah Hoax, Ujaran Kebencian dan SARA pada Pemilu 2024
  Permintaan Maaf 'Penjual Dawet' Sebar Hoax di Tragedi Kanjuruhan, Ternyata Kader PSI
  Tangani 111 Isu Hoaks Vaksin Covid-19, Kominfo Libatkan Multistakeholders
  Siber Polri Tangkap Penyebar Hoax Isi Pasal UU Cipta Kerja
  Kemah Literasi Sinjai, Kejari Bahas Informasi Hoaks dan Solusinya
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2