JAKARTA, Berita HUKUM - Menurunnya produksi minyak dalam negeri, menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadil Zon, merupakan bukti kemalasan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono untuk berfikir dan bekerja.
Pasalnya, anggota DPR RI ini tidak percaya dengan alasan pemerintah terkait dengan turunan produksi dalam negeri tersebut. Dimana dalil pemerintah selalu menyalahkan berkurangnya cadangan minyak dan banyak sumur-sumur minyak yang usia sudah tua. "Padahal hal itu belum tentu benar," ujar Fadil melalui rilis kepada Pewarta BeritaHUKUM.com, Senin (18/2).
Sebelumnya, Fadil mengungkapkan pada tahun 2001 kita bisa memproduksi sebanyak 1,3 juta barel perhari. Tetapi, pada masa pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada tahun 2007, produksi minyak hanya bisa memperoleh 964.000 barel. "Dan hal itu terus menurun. Seperti pada tahun 2012 hanya mampu 826.000 barel per hari," ungkapnya.
"Padahal dalam sehari saja kebutuhan minyak dalam negeri mencapai 1,3 juta barel. Namun kemampuan produksi minyak hanya 826 ribu barel per hari. Sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut harus dengan cara impor dan biaya subsidi," ungkapnya.
Atas dasar itulah, dirinya berharap pemerintah bisa berpikir dan bekerja untuk berupaya meningkatkan jumlah produksi minyak guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.(bhc/riz) |