JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam rangka persiapan menuju Hari Buruh Sedunia yang diperingati di seluruh dunia pada tiap tanggal 1 Mei, atau yang dikenal dengan 'MayDay', Gerakan Buruh Indonesia (GBI) yang tergabung diantaranya beberapa Konfederasi besar seperti KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), ASPEK Indonesia, KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia), KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) berencana menggelar beberapa aksi massa untuk menyuarakan dan menuntut hak buruh dan rakyat Indonesia kepada Pemerintah Republik Indonesia.
"Kita sudah menyampaikan secara resmi ke Polda Metro Jaya, dan jumlah massa ini akan menjadi yang paling besar dibanding tahun lalu, dan tahun sebelumnya. Akan lebih besar jumlah masa yang akan aksi nanti pas May Day, dibandingkan 2 hingga 3 tahun sebelumnya. Kemudian, Issue yang diangkat sama semuanya 'Serempak'," ungkap Said Iqbal mewakili GBI, yang menjabat sebagai Presiden KSPI.
Said Iqbal menyampaikan dalam konperensi pers di kawasan Jalan Proklamasi, Cikini Jakarta Pusat, Jumat (22/4), bahwa GBI (Gerakan Buruh Indonesia) yang mewakili 80% dari Serikat Buruh di Indonesia dalam rangka memperingati May Day, akan menyelenggarakan beberapa aksi.
Said Iqbal mewakili GBI menuturkan, bahwa aksi nanti akan diselenggarakan dalam dengan cakupan di 32 Provinsi, serta 250 Kabupaten/ Kota. Meliputi dari mulai Daerah Istimewa Aceh hingga Papua, bahkan juga dari Kalimantan Utara, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Said, aksi 'May Day' untuk wilayah Jabodetabek rencananya akan dipusatkan pada wilayah Istana Negara dan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. "Nantinya, titik kumpul perwakilan buruh yang akan melangsungkan peringatan akan dimulai dari Bundaran HI, sampai siang jam 1. Lalu kemudian seluruh peserta May Day akan bergerak ke Gelora Bung Karno," ujar Said, Jumat (22/4).
"Sejauh ini untuk setiap provinsi sudah mendaftarkan dan mencapai sekitar 1 juta jiwa, sedangkan di Istana dan Gelora Bung Karno mencapai 250.000 jiwa, dan sampai sekarang mencapai 150.000 orang buruh akan ikut berperan serta dalam perayaan 'May Day' di Istana dan GBK. Untuk wilayah lainnya akan diselenggarakan di Kantor, tiap kantor Gubernur masing-masing Provinsi, dan di daerah," jelasnya.
Lebih lanjut, Said menyampaikan, berkisar ada 3 (tiga) issue yang akan diungkap, dan sebuah deklarasi. Adapun ketiga issue adalah :
1. Cabut PP no.78 tahun 2015, tentang pengupahan / tolak Upah Murah / Naikan Upah Minimum 2017, sebesar 650.000 rupiah.
2. Stop kriminalisasi Buruh / PHK
3. Kita menyebutnya, 3 Tolak: Tolak Reklamasi di Teluk Jakarta, Tolak Penggusuran, Tolak Rancangan UU Tax Amnesti)
Kemudian, Presiden KSPI itu menjelaskan, dimana Pra May Day, terkait Gubernur Ahok yang jelas-jelas dengan semena-mena terus menggusur rakyat miskin di DKI Jakarta. "Aksi Unjuk Rasa Ke Balkot dan tempat penggusuran, dalam rangka memprotes keras tindakan Gubernur Ahok yang kian terus menggusur rakyat miskin," tegasnya.
Sebelum Mayday akan digelar aksi bersama dengan motor besama-sama, yakni :
1. Meminta Jokowi Cabut PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan.
2. Stop Kriminalisasi 26 buruh yang kini dalam proses pengadilan Negeri Jak-Pus.
3. Kabupaten Kota meningkatkan Daya beli Buruh.
Dan selanjutnya, Said Iqbal mengatakan akan di deklarasikan Organisasi Kemasyarakatan lintas Sektor, dalam rangka menyatukan Gerakan Indonesia, akan mencapai lebih baik lagi.
(bh/mnd)
|