JAKARTA, Berita HUKUM - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI membantah bahwa pihaknya telah membuat kesimpulan atas insiden pembacokan yang terjadi pada Hermansyah, ahli IT saksi kasus chat palsu Habib Rizieq Shihab - Firza Husein. GNPF justru mendesak Polri untuk segera menuntaskan kasus ini agar terungkap secara terang benderang motif di balik insiden berdarah tersebut.
"Tidak ada pernyataan saya (kepada media) bahwa insiden ini tidak ada hubungannya dengan status Pak Herman sebagai Saksi. Saya tidak ada bikin kesimpulan bahwa ini hanya urusan mobil disenggol," kata Ustadz Bachtiar Nasir kepada media tadi malam pada, Minggu (9/7).
Sementara Munarman, panglima GNPF MUI secara terpisah menyampaikan hal senada. "Tidak benar GNPF sudah menyimpulkan kasus ini. Saya bersaksi karena ketika UBN (Ustadz Bachtiar Nasir) diwawancara, saya di samping UBN," tegas Munarman.
Sebagaimana diberitakan salah satu media online disebutkan, Ustadz Bachtiar Nasir menyimpulkan bahwa kasus pembacokan Hermansyah tak ada kaitannya dengan status dia sebagai saksi ahli Habib Rizieq Shihab.
"Setelah saya tanya langsung masih seputar adanya senggolan mobil dan kemudian kejar-kejaran baru kemudian terjadi pengeroyokan," ungkap UBN sebagaimana dimuat media online tersebut. Munarman mengingatkan media agar Jangan memutar-balikkan fakta khususnya hasil wawancara nara sumber hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. "Kutip pernyataan nara sumber dengan sebenar-benarnya. Ini jelas merugikan GNPF MUI terutama UBN," tegas Munarman lagi.
Menurut dia, karena pemutar balikkan fakta tersebut, UBN dikritik masyarakat karena dianggap tidak berpihak kepada Hermansyah. Polisi sendiri belum mengumumkan hasil penyelidikannya, sehingga mustahil jika UBN membuat pernyataan tersebut.
"Sekali saya ingatkan media yang suka membentuk opini semaunya, sesuai dengan kepentingannya, agar menghentikan aksi ilegal ini. Tulis fakta sebenarnya," ujar Munarman.
Sementara, Habib Rizieq merespons dan menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut melalui rekaman suara yang diterima wartawan.
Rekaman Habib Rizieq yang berdurasi 5 menit 11 detik itu telah dikonfirmasi kebenarannya kepada kuasa hukumnya, Kapitra Ampera dan Sugito Atmo Pawiro.
Menurut Habib Rizieq, Hermansyah merupakan sosok yang setia mendampingi umat dalam setiap aksi bela Islam. Ia pun yakin, bahwa kasus penganiayaan itu berkaitan dengan kesaksian Hermansyah dalam kasus dugaan chat pornografi.
"Hal ini tak bisa dipisahkan dari keterlibatan beliau selama ini dalam memberikan kesaksian sebagai ahli bahwa chat fitnah yang selama ini ditujukan kepada saya merupakan chat palsu dan penuh rekayasa," kata Habib Rizieq melalui rekaman suara, Senin (10/7).
Selain itu, lanjut Habib Rizieq, kasus tersebut tak terlepas dari peranan Hermansyah yang kerap membela habaib dan ulama dalam melawan ketidakadilan. Sehingga, dirinya meminta aparat untuk mencari dan menangkap pelaku serta memprosesnya di hadapan hukum.
"Kita wajib mendorong aparat penegak hukum untuk mencari, mengejar, dan memburu, menangkap dan memproses hukum para pelaku penganiayaan dan upaya pembunuhan kepada Bapak Hermansyah," ujarnya.
Habib Rizieq menambahkan, seluruh komponen umat Islam harus meningkatkan kewaspadaan diri dan siaga dalam menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Sekadar informasi, Hermansyah dikeroyok dan ditusuk saat tengah mengendarai mobil bersama istrinya di KM 6 Tol Jagorawi pada Minggu 9 Juli 2017 sekira pukul 03.00 WIB. Saat itu, Hermansyah bersama sang istri hendak pulang ke rumahnya di kawasan Depok dari arah Jakarta.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka di bagian kepala, leher dan tangan. Ia kemudian ditolong petugas Jasa Marga dan dilarikan ke RS Hermina, Depok. Usai dioperasi, Hermansyah dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.(MC/belaquran/Ari/okezone/bh/sya)) |