Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Lingkungan    
Greenpeace
Faiza: 'Ketidak Pastian Membuat Saya Gila'
Saturday 05 Oct 2013 07:54:26
 

Faiza: “Ketidak pastian membuat saya gila”.(Foto: Greenpeace)
 
BELANDA, Berita HUKUM - "Saya tidak tahu kapan ini akan berakhir, berapa lama. Ketidak pastian membuatku gila.” Demikian tulisan juru kampanye dari Greenpeace Belanda, Faiza Oulahsen dalam sebuah surat dari dalam selnya di Murmansk, Rusia. Ia menuliskan pengalamannya mulai dari menaiki kapal pemecah es milik Greenpeace, Arctic Sunrise hingga beberapa hari lalu saat ia bersama 29 orang lainnya kehilangan kebebasan mereka karena penangkapan yang dilakukan pasukan bersenjata Rusia. “Satu hal berada dalam penjara selama dua bulan, tapi apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Hai Sanne,

Hari ini Sabtu 28 September kemungkinan saat ini sekitar pukul 12. Setelah 9 hari dipenjara dan putus dari semua bentuk komunikasi saya seperti kehilangan jejak waktu. Saya ditahan dalam kapal mulai dari hari Kamis 19 September pukul 18:30 hingga Selasa malam.

Sesaat sebelum kami dibawa merapat ke pantai, saya dan Mannes berbicara dengan konsul, Martin Groenstege. Pria ramah yang membangkitkan harapan kami. Setelah menceritakan situasi kami ia menyampaikan tentang pekerjaan yang dilakukan Greenpeace untuk mendukung kami. Mendengarnya menggugah hati kami! Dan kami sangat senang mengetahui bahwa kami tidak dilupakan.

Sekitar dua jam kemudian penerjemah kami tiba dengan lebih banyak lagi anggota FSB (dahulu KGB), kami menerima informasi akan dibawa ke darat dan diberikan waktu 10 menit untuk membenahi barang-barang. Dari indikasi yang diberikan kami harus membawa barang-barang untuk keperluan 24 jam. Saya bergegas pergi ke kamar dan masih sempat menelfon Ben menginformasikan bahwa dalam beberapa menit kami akan dibawa ke darat menuju “Departemen Investigasi”. Ketika membenahi barang-barang dan tak lupa membawa jaket, sarung tangan, pakaian dalam, dua baju dingin serta kacamata dan sikat gigi, saya mendapati tidak tersisa lagi baju bersih setelah empat hari ditahan.

Kami pergi di hari Selasa selama kurang lebih setengah jam di atas kapal bersama Penjaga Pantai, dibagi menjadi dua kelompok. Setelah setengah jam pelayaran kami dibawa ke daratan dimana akhirnya saya memiliki kurang lebih 10 menit untuk berada di luar dan menghirup udara segar. Setelah itu kami naik ke dalam sebuah bis yang membawa kami ke kantor pusat FSB. Saya adalah orang yang pertama dibawa menuju sebuah ruangan, tadinya saya pikir ini adalah sebuah interogasi. Saya duduk di sana di sebuah kursi dalam ruangan dingin di seberang saya duduk seorang perempuan yang sibuk mengetik. Di samping saya duduk seorang penerjemah, perempuan muda yang rupanya pernah belajar bahasa Inggris. Tiba-tiba ia dipanggil petugas FSB bersama dengan yang lainnya dan nampaknya mereka tidak punya banyak pilihan selain bekerja sama. Ia mengatakan pada saya bahwa laporan tertulis tentang insiden kami harus segera dilengkapi. Saya meminta penerjemah Belanda dan menurut mereka, “Itu mustahil”.

Secara sukarela saya menyatakan akan memberikan data-data pribadi, tapi saya tidak akan mengatakan apa-apa lebih terperinci sampai didampingi pengacara. “Ini hanya laporan”, kata mereka. Saya tertawa dan berkata, “Saya perlu pengacara.” Lalu memberikan nama dan nomor telfon dua orang pengacara kami. Tak lama Vladizlav, pengacara saya tiba.

Sekitar tengah malam saya dibawa bergabung dengan kelompok kami yang lain. Pada saat itu, beberapa orang diborgol dan dibawa pergi. Setelah itu kami seharusnya dipenjara selama 48 jam. Tapi semua omong kosong karena kami sudah ditahan selama lima hari dalam kapal. Dengan tangan yang diborgol kami semua dibawa menuju tiga gedung yang berbeda. Dalam gedung enam perempuan dari kelompok kami dimasukan dalam satu sel. Cukup lama menunggu sampai kami dipanggil satu persatu untuk mendapatkan makanan, karena itu sambil menunggu kami hanya berbaring di lantai dan di atas meja kayu karena kami sangat lelah.

Sekitar pukul lima sore dan setelah proses pengambilan sidik jari, saya dibawa ke sel. Tak lama kemudian Camila dan Alex juga dibawa. Udaranya dingin dan lampu terus menyala.

Keesokan harinya kami dibawa lagi ke kantor. Malam sebelumnya dari informasi yang saya terima, tuduhan yang akan dijatuhkan pada saya adalah pembajakan dan cerita-cerita karangan lainnya. Hari ini saya mengetahui pemimpin tim investigasi, tentunya disusun dalam dokumen Rusia. Saya meminta dokumentasi yang asli dan sudah diterjemahkan. Katanya saya harus meminta pengacara saya untuk memintanya dari seorang ‘Jenderal di Moskow’. Di penghujung hari saya dibawa kembali ke dalam sel.

Besoknya, Kamis 26 September adalah hari yang cukup berat. Kami kembali dibawa dalam sebuah bis, tapi kali ini semua tertutup seperti sangkar logam dan hanya muat satu orang, kami seperti hewan yang diangkut ke kantor FSB.

Disana kami ditempatkan dalam ruangan tertutup seperti kerangkeng dan menunggu sidang. Sangat tidak manusiawi.

Setelah beberapa orang dari kami mengikuti pemeriksaan, kami diberi informasi bahwa kami resmi ditangkap dan akan ditahan selama dua bulan sambil menunggu persidangan. Alex langsung menangis. Saya mulai kehilangan ketenangan dan pengendalian diri, perlahan tapi pasti. Satu hal berada dua bulan dalam penjara, tapi setelah itu? Apa yang akan terjadi setelah itu? Dijatuhi hukuman selama beberapa bulan atau beberapa tahun untuk sebuah kasus yang semuanya didasari pada rekayasa dan kebohongan?

Semuanya benar-benar bertentangan dengan aturan. Hal-hal yang dituduhkan FSB penuh dengan ketidak akuratan dan penuh kesalahan dari diri mereka sendiri. Tidak ada yang pasti. Kami memerlukan seseorang yang penting untuk memikirkannya lalu kami terbenam hilang dalam sel. Martin meminta saya untuk tetap tenang karena Pemerintah Belanda memiliki komunikasi yang baik dengan Pemerintah Rusia. Komunikasi yang baik?? Untuk apa, saya bertanya pada diri sendiri. Faktanya Rusia secara ilegal memasuki wilayah Belanda dan memaksa kami memasuki perairan Internasional agar mereka dapat menahan kami? Apakah Pemerintah Belanda menuntut pembebasan kami? Segera? Orang-orang Rusia saja meminta kami dilepaskan dan tetap tidak terjadi apa-apa. Mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan.

Saya tak tahu akhir semua ini, atau berapa lama hal ini akan berakhir. Ketidak pastian membuat saya gila. Saya dengar Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan secara terbuka bahwa ini bukan pembajakan. Tapi kami tetap di penjara, 22 orang ditangkap, 8 orang ditahan selama 72 jam dan di atas 48 jam. Mereka tetap harus mengupayakan penerjemah dalam sidang untuk saya dan 7 orang lain dan saya berharap mereka tidak menemukannya hingga hari Minggu karena hingga saat itu saya masih memiliki kesempatan untuk dideportasi.(jas/gp/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Greenpeace
 
  KPK Adukan 'Laser Hijau' Greenpeace ke Polisi, ICW: Otoriter
  Bukan Hanya Jerat dan Peluru yang Membuat Harimau Punah
  Menyelamatkan Hutan Kita dengan Moratorium
  Terima Kasih Telah Turut Melindungi Bumi Kita
  Menjadi Pewarta Lingkungan Bersama Greenpeace
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2