Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Bank Indonesia
Ekonomi Domestik Tumbuh Baik, RDG BI Pertahankan BI Rate 5,75 Persen
Friday 12 Oct 2012 10:48:26
 

Ilustrasi, Gedung (Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dilaksanakan pada Kamis (11/10) ini memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut dipandang masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5% ± 1%.

Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Dody Budi Waluyo, dalam siaran persnya Kamis (11/10) siang menyebutkan, Rapat Dewan Gubernur memandang bahwa berbagai kebijakan yang dilakukan sebelumnya telah mendorong penurunan defisit transaksi berjalan. “Perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik meskipun tidak setinggi prakiraan sebelumnya akibat berlanjutnya pelemahan perekonomian global,” katanya.

Kedepan, Bank Indonesia akan terus mengevaluasi dampak dari kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dan apabila diperlukan akan mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan sesuai dengan dinamika perekonomian.

“Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik dan perbaikan neraca pembayaran agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Dody.

Menurut Dody, Dewan Gubernur menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi prakiraan semula. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diperkirakan sebesar 6,3%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal,” ungkapnya.

Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, menurut Dody, Dewan Gubernur BI menilai penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global. Hal tersebut juga didukung oleh masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa.

“Dengan perkembangan tersebut, ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1%-6,5% dan 6,3%-6,7%,” urai Dody.

Cadangan Devisa

Mengenai Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2012, menurut Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo, Dewan Gubernur BI memperkirakan mengalami surplus akibat membaiknya transaksi berjalan dan lebih besarnya surplus pada transaksi modal dan finansial.

“Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2012 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II-2012. Hal itu terindikasi dari neraca perdagangan pada bulan Agustus 2012 yang tercatat mengalami surplus,” katanya.

Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial diperkirakan meningkat seiring dengan aliran masuk modal portofolio yang cukup besar dan aliran masuk investasi langsung (FDI) yang tetap tinggi. “Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir September 2012 meningkat dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya, yaitu mencapai 110,2 miliar dollar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah,” tutur Dody.

RDG BI juga menilai, perkembangan nilai tukar Rupiah pada September 2012 bergerak sesuai kondisi pasar dengan intensitas depresiasi yang menurun. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan tingkat fundamentalnya.

“Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 0,37% (mtm) ke level Rp 9.570 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,64% (mtm) menjadi Rp9.554 per dolar AS. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terutama berasal dari masih tingginya permintaan valuta asing untuk keperluan impor,” papar Dody.

Adapun menyangkut inflasi, RDG BI menilai adanya kecenderungan menurun dan terkendali pada level yang rendah. “Inflasi IHK pada bulan September 2012 tercatat 0,01% (mtm) sehingga secara tahunan sebesar 4,31% (yoy). Inflasi inti berada pada level yang rendah (4,12%, yoy) sejalan dengan permintaan yang mereda paska lebaran, koreksi harga komoditas global, serta ekspektasi yang terkendali,” ungkap Dody.(skb/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Bank Indonesia
 
  Jangan Sampai Demi Jaga Pertumbuhan, Independensi BI Jadi Bias
  Data Bank Indonesia Diretas Hacker, Apa yang Diincar?
  Paripurna DPR Resmi Tunjuk Doni Primanto Jadi DG BI
  Rizal Ramli Acungkan Dua Jempol Untuk Gubernur BI Yang Menolak Cetak Uang Rp 600 Triliun
  Paripurna DPR Setujui Erwin Riyanto Jadi Deputi Gubernur BI
 
ads1

  Berita Utama
Kejagung Sita Rp 450 Miliar terkait Perkara Korupsi PT Duta Palma Korporasi

5 Pelaku Aksi Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Hotel Kemang Ditangkap, 2 Jadi Tersangka

Polisi Siber Tangkap Pembobol Sistem Badan Kepegawaian Nasional

Irjen Nico Afinta Resmi Jadi Sekjen Kemenkumham Gantikan Komjen Andap Budhi Revianto

 

ads2

  Berita Terkini
 
10 Cara Mengatasi Penyimpanan Gmail Penuh dengan Mudah dan Praktis

Kejagung Sita Rp 450 Miliar terkait Perkara Korupsi PT Duta Palma Korporasi

5 Pelaku Aksi Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Hotel Kemang Ditangkap, 2 Jadi Tersangka

Menkum HAM RI Dr. Andi Agtas Silaturahmi di Kota Palu, Hadir Advokat Rakyat Agus Salim

Polisi Siber Tangkap Pembobol Sistem Badan Kepegawaian Nasional

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2