JAKARTA, Berita HUKUM - Kerusakan lingkungan yang berujung bencana terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Korban jiwa dan kerusakan yang begitu besar akibat bencana ini telah menyadarkan masyarakat untuk bergerak.
Salah satu kawasan yang terancam bencana ekologis akibat reklamasi pantai yaitu Teluk Benoa. Elemen masyarakat Bali yang tergabung dalam koalisi For Bali telah melakukan segala upaya untuk menghentikan rencana reklamasi Teluk Benoa. Terakhir, mereka menggelar aksi di Istana Presiden, Kantor UKP4, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan kemarin. For Bali juga tengah menggalang dukungan melalui petisi change.org/SaveBenoa yang telah didukung lebih dari 6.600 orang.
Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nasional, proyek yang dilakukan PT. TWBI yang akan menghabiskan kawasan hutan mangrove dengan luas 838 hektar yang fungsi ekologisnya tak tergantikan. Bencana banjir dan abrasi pantai akan setiap saat mengancam warga jika reklamasi pantai tetap dilakukan.
Selamet Daroyni dari KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan), menyatakan bahwa proyek reklamasi di berbagai daerah di Indonesia memudahkan pengusaha untuk menguasai lahan-lahan di pesisir. Reklamasi ini juga akan memberikan dampak bagi penghidupan nelayan dan menghilangkan daya dukung lingkungan di kota-kota pesisir yang mengakibatkan banjir.
Kordinator Walhi Bali, Gendo Suardana mengatakan, “Selama ini, penyelamatan Teluk Benoa bukan hanya disuarakan oleh aktivis lingkungan hidup, namun seluruh elemen masyarakat Bali. Di antaranya para seniman dan musisi yang peduli dengan kondisi lingkungan hidup di Bali dan Indonesia.” ujar Gendo Suardana dalam siarang persnya Kamis (23/1).
Gendo menambahkan, Jerinx SID ‘Superman is Dead’, Gembul ‘Navicula’, Coki ‘Netral’, Sarasdewi merupakan pendukung penyelamatan lingkungan hidup di Bali. Lagu ‘Tolak Reklamasi’ yang bisa diakses di Youtube diciptakan dan disuarakan oleh para musisi dan aktivis. Panggung-panggung solidaritas dari para musisi tersebut adalah salah satu bukti kepedulian terhadap lingkungan yang begitu besar.
Para musisi di atas menyatakan bahwa penyelamatan Teluk Benoa memang harus disuarakan oleh lebih banyak kalangan lagi. Sebabnya, proyek reklamasi Teluk Benoa bukan hanya mengancam kawasan konservasi dan biota laut yang ada didalamnya, namun juga penghancuran nilai sosial dan kultural masyarakat Bali.
“Sampai kapanpun, dengan sekuat tenaga, kami akan terus berupaya menyelamatkan Teluk Benoa dan lingkungan hidup di Indonesia. Perjuangan inilah yang akan kami sampaikan kepada anak cucu kami kelak,” kata Jerinx ‘Superman Is Dead’.
Nur Hidayati, Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye WALHI mengatakan, “Keterlibatan musisi dan para seniman dalam setiap advokasi dan kampanye penyelamatan lingkungan hidup bersama WALHI, menandakan bahwa isu lingkungan hidup milik semua orang karena ini menyangkut soal keberlanjutan kehidupan. Bukan hanya untuk hari ini, juga generasi yang akan datang.”
Reklamasi juga terjadi di Pantai Talise, Palu.
Proyek reklamasi pantai bukan hanya terjadi di Teluk Benoa, namun daerah lain seperti Jakarta, Manado, Kendari, dan Palu. Seorang pemuda Palu, Arief Bachtiar juga membuat petisi www.change.org/StopReklamasiTalise yang kini telah didukung lebih dari 2.000 orang. Banyak orang menganggap, banjir di Jakarta dan Manado harusnya bisa menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah untuk tidak terus melanjutkan proyek reklamasi.
Situasi bencana ekologis yang semakin masif dan meluas ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk terus menyuarakan penyelamatan lingkungan hidup. Walhi percaya bahwa dukungan dari masyarakat yang kuat akan menjadi “warning” agar pemerintah dan pemilik modal besar tidak seenaknya berinvestasi dan merusak lingkungan hidup dan sumber kehidupan rakyat(bhc/rls/bar) |