JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Lagi-lagi di negara ini terjadi pengekangan berpendapat. Pagi tadi, Rabu (9/5), Irshad Manji terpaksa dibatalkan menjadi narasumber atas diskusi bukunya yang berjudul Allah, Liberty, and Love. Sedianya, diskusi tersebut akan diadakan di Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta. Pembatalan itu akibat adanya penolakan dari sekumpulan orang yang menamai kelompoknya dengan nama Aliansi Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa.
Seorang berpengaruh dalam kelompok itu, Harmoko Anggriawan, sebagai koordinator, menyatakan bahwa Irshad bukanlah sesosok reformis Islam. Menurutnya, Irshad merupakan orang yang telah menodai agama, mendiskreditkan Alquran, dan melecehkan Nabi Muhammad SAW. Dinyatakan Harmoko, “Pemikiran Irshad bertentangan dengan hukum dan budaya negara kita."
Sebelumnya, pembatalan juga terjadi di Komunitas Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Jumat malam, 4 Mei 2012. Perempuan penulis buku Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini itu pun segera diamankan pihak pengelola acara. Awalnya, peserta menolak pembubaran, namun pihak polisi menyatakan tetap membubarkan acara demi keamanan. Di lain sisi, di luar ruang acara, FPI (Front Pembela Islam) dan FBR (Front Betawi Rempug) menolak adanya diskusi tersebut.
Bahkan, pihak kontra pengadaan diskusi tersebut menjelaskan bahwa keberadaan Irshad akan merusak tatanan Islam di Indoesia. Sementara itu, “Kami menolak liberalisme!” tegas Munarman dalam suatu acara stasiun televisi sore tadi, 9 Mei 2012.
Kebebasan berdiskusi seperti ini masih saja terus terjadi di negara yang berlandaskan hukum ini. Padahal, di dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 menyatakan kebebasan berpendapat di depan umum.
Sekadar diketahui, Irshad Arash lahir di Uganda pada tahun 1968. Dia merupakan keturunan India dan Mesir. India dari darah ayahnya, sedangkan Mesir dari darah ibunya. Sekitar tahun 1973, Irshad dan keluarganya hijrah ke luar negerinya menuju Kanada. Di Kanada, dia dikenal sebagai perempuan intelektual muslim. Sebelum tragedi pembubaran ini, Irshad pun pernah berkunjung ke Indonesia pada tahun 2008 dalam rangkaian promosi bukunya yang berjudul The Trouble with Islam Today: A Wake-Up Call for Honesty and Change. Kemudian buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini.(bhc/frd)
|