JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy telah menganjurkan sekolah dan universitas menyanyikan lagu-lagu kebangsaan setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan belajar-mengajar, karenanya Mendikbud menyerukan kepada guru, pengurus sekolah dan universitas, serta pegiat-pegiat pendidikan untuk membuka dan menutup kegiatan belajar mengajar dengan menyanyikan lagu kebangsaan.
Lagu-lagu kebangsaan Indonesia tersebut misalnya; 'Bangun Pemuda-Pemudi' ciptaan A Simanjuntak dan 'Indonesia Pusaka' ciptaan Ismail Marzuki, dll, yang diharapkan dapat menyentuh kesadaran bangsa para peserta didik.
Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau disingkat Kemendikbud Republik Indonesia menjelaskan bahwa, anjuran kepada institusi pendidikan untuk rutin menyanyikan lagu kebangsaan sudah ada, namun masih terkendala dalam penerapannya, "Peraturannya sudah ada. Masalahnya ada dipelaksanaan dan sosialisasi, tidak semua sekolah mengetahui peraturan tersebut ada," ungkap Dirjen Hilmar, di acara memperingatin Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, yang mengangkat tema tentang Lagu Kebangsaan 'Indonesia Pusaka' di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu malam (30/10).
Kemendikbud akan menindaklanjuti hal tersebut dengan memberikan edaran dan juga tutorial mengenai cara menyanyikan lagu, 'Indonesia Raya' secara informatif, yang diharapkan dapat diakses melalui internet.
"Ini sebenarnya mudah dilaksanakan dan efeknya terhadap pendidikan karakter sangat besar," imbuh dia.
Hilmar juga mengajak sekolah untuk aktif memberikan pengetahuan yang komprehensif sesuai jenjang pendidikan. Pada 2016, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud, menggelar peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dengan memfokuskannya pada lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.
"Banyak dari kita tidak tahu bahwa, syair lagu kebangsaan terdiri atas tiga stanza atau kuplet, karena biasanya dinyanyikan hanya satu. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendudukkan lagu kebangsaan kembali di jalur sejarah," jelas Hilmar.
Dia mengatakan bahwa para pendiri bangsa menaruh perhatian besar terhadap musik dalam kehidupan berbangsa.
"Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 adalah bukti perhatian yang besar. Dalam pasal 4 ayat 2 dikatakan bahwa, lagu kebangsaan itu adalah pernyataan perasaan nasional. Lagu kebangsaan bukan sekadar lagu, tetapi sebuah pernyataan," pungkas Dirjen Hilmar.(bh/bar) |