JAKARTA, Berita HUKUM - Suhu politik di tanah air terus meningkat, pasca semakin dekatnya penentuan siapa saja yang bakal bertarung dalam Pilpres 2019 yang tak sampai setahun lagi.
Bakal calon presiden semakin terlihat agresif melakukan berbagai pertemuan yang sarat kepentingan Pilpres 2019, guna melakukan konsolidasi demi meraup berbagai dukungan dari banyak pihak.
Demikian juga nama-nama yang disebut bakal menjadi calon wakil presiden tak kalah giatnya, unjuk gigi dengan aneka manuver politik dan sudah terkesan memang berambisi.
Bahkan, Tuan Guru Bajang atau akrab dikenal dengan singkatan TGB (Muhammad Zainul Majdi) tiba-tiba secara mengejutkan dan terang benderang mengungkapkan presiden Joko Widodo (Jokowi) nantinya layak untuk menjabat kembali, atau layak dua periode menjadi presiden.
Sehingga kader partai Demokrat yang selama dua periode menjabat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menuai berbagai reaksi. Pasalnya diketahui massa pendukung TGB mayoritas adalah anti Jokowi.
Hal ini bisa terlihat diantaranya dari berbagai media sosial, simpatisan TGB adalah yang kerap kali secara keras, satire dan frontal mengkritik pemerintah Jokowi - JK yang disebut penuh masalah dari soal tenaga kerja kasar asing, PKI, hutang menggunung serta berbagai kritikan tajam lainnya.
Tidak hanya itu, dari hasil penelusuran, para simpatisan ahli tafsir lulusan dengan predikat Jayyid Jiddan atau Cum Laude dari Al Azhar, Kairo, Mesir ini berada dibarisan 2019 Ganti Presiden. Nampak dari berbagai postingan dan komentar akun-akun resmi pendukung, bernada kecewa.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno saat dihubungi mengatakan TGB memang kader Demokrat terbaik. Namun mantan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) cuek dengan potensi yang dimiliki TGB.
"Sikap politik putar haluan TGB paling mungkin bisa dibaca karena Demorkrat tak pernah memberikan 'pintu surga' soal pencapresan TGB di 2019. Meski sudah melakukan safari politik, namun karpet merah pencapresan nyatanya hanya untuk sang putra mahkota cikeas, AHY. TGB nyaris tak pernah ditanggapi," ujar Adi, Kamis (5/7).
Adi mengakui sikap TGB mendukung Jokowi adalah hal yang mengejutkan
"Sikap TGB yang mendukung Jokowi tentu sangat mengejutkan, karena selama ini TGB dianggap representasi umat Islam 212 yang posisinya berhadapan dengan pemerintah. Pasti ada sesuatu yang di luar nalar rakyat biasa," bebernya.
Lanjutnya lagi, "Tentu dukungan TGB ke Jokowi sangat merugikan Demokrat karena TGB merupakan sosok populis di Indoensia timur, khususnya di NTB cukup mengakar. Ini pukulan telak bagi partai merci," pungkas Adi.(bh/mdb) |