HONG KONG, Berita HUKUM - Para aktivis prodemokrasi dan anggota kepolisian Hong Kong bentrok tatkala ribuan orang berupaya mengepung kantor pemerintah sejak Minggu (30/11) malam. Dengan memakai helm proyek dan masker debu, para demonstran berjibaku dengan polisi yang bersenjatakan pentungan kayu dan semprotan merica di Distrik Admiralty.
Kepolisian Hong Kong mengatakan sebanyak 45 orang telah ditahan dan sejumlah petugas mengalami cedera.
Insiden kekerasan itu terjadi setelah para pimpinan gerakan protes menyeru kepada demonstran untuk bergerak dari kamp-kamp di Connaught Road ke kantor Kepala Pemerintahan Hong Kong, CY Leung.
Seraya mereka berjalan menuju lokasi, para demonstran melempari benda-benda kea rah polisi. Mereka juga berseru, “Saya ingin demokrasi sejati.”
Polisi memerintahkan para demonstran untuk mundur. Ketika mereka menolak, polisi lalu menyerbu dan memukul mundur.
“Aksi kami dilakukan demi melumpuhkan kerja pemerintah. Pemerintah selama ini menunda-nunda...dan kami percaya bahwa kami perlu memusatkan tekanan ke kantor pemerintah, simbol kekuasaan,” kata Alex Chow, ketua gerakan protes pelajar.
Pekan lalu, lebih dari 100 orang—termasuk tokoh-tokoh kunci gerakan protes— ditahan di kawasan Mong Kok yang berfungsi sebagai kamp demonstran.
Sejak melancarkan aksi beberapa bulan lalu, para demonstran menghendaki rakyat Hong Kong bisa memilih kepala pemerintahan pada pemilihan umum 2017 tanpa campur tangan Beijing. Di sisi lain, pemerintah Cina mengatakan rakyat Hong Kong bebas memilih pemimpin mereka, namun kandidat-kandidat untuk jabatan tersebut mesti disortir terlebih dahulu.(BBC/bhc/sya) |