Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Kamboja
Delegasi Kamboja Bawa Rombongan Kabinet ke Konferensi International CAPDI
Thursday 16 May 2013 10:03:26
 

Logo CAPDI.(Foto: Ist)
 
MAKASSAR, Berita HUKUM - Konferensi internasional kedua Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI) di Makassar, akhir pekan ini (19-21 Mei 2013), agaknya sangat istimewa bagi pemerintahan Kamboja. Selain Perdana Menteri Samdech Techo Hun Sen dan Wakil Perdana Menteri Sok An, mereka membawa 36 pejabat negara, termasuk sejumlah menteri ekonomi.

Bahkan, rombongan para pejabat Kamboja telah memesan 36 kamar president suite dan very-very important person (VVIP) di Hotel Aryaduta, Makassar. Panitia penyelenggara telah memesan 175 kamar sekelas presiden suite dan VVIP untuk puluhan tokoh dunia se-Asia Pasifik yang akan bertandang ke Makassar.

Konferensi ini bertajuk "Mobilizing Governments, Political Parties and Civil Societies to Promote Peace and Reconciliation and to Fight Climate Change in Asia” dan akan dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) HR Agung Laksono.

Ketua Panitia Penyelenggara Erwin Aksa berharap event ini akan mampu mendorong peran serta Indonesia dalam hal perdamaian dan memerangi perubahan iklim global. “Melalui konferensi internasional CAPDI, kami berharap berbagai konflik yang ada dapat segera ditemukan solusinya. Ini sesuai dengan salah satu tujuan utama dari pertemuan ini, yakni untuk menciptakan kerjasama dan perdamaian diantara negara-negara di Asia Pasifik," lanjut Erwin, Rabu (15/5).

Selain rombongan besar dari Kamboja, sejumlah pemimpin dan mantan pemimpin dari 18 negara di kawasan Asia Pasifik memastikan akan hadir di konferensi internasional kedua CAPDI.

Pemimpin negara yang telah memastikan kehadirannya di konferensi perdamaian dan perubahan iklim global ini diantaranya adalah Datuk Seri Dr. Mohammad Najib bin Tun Razak (Perdana Menteri Malaysia), Samdech Techo Hun Sen (Perdana Menteri Kamboja), Sok An (Wakil Perdana Menteri Kamboja) dan Jejomar Binay (Wakil Presiden Filipina).

Sedangkan tokoh-tokoh lain yang dijadwalkan untuk hadir dalam pertemuan ini diantaranya adalah Fidel V. Ramos (mantan Presiden Filipina), Jose de Venecia (Mantan Ketua DPR Filipina lima kali periode), dan Thaksin Shinawatra (mantan Perdana Menteri Thailand). Dari luar Asia, dijadwalkan akan hadir Martti Ahtisaari (mantan Presiden Finlandia) dan Jose Manuel Barroso (Presiden Uni Eropa).

“Pertemuan kali ini lebih istimewa karena akan ada Deklarasi Makassar. Namun isi deklarasi tersebut belum bisa disampaikan,” ujar Dinna Wisnu, Pakar Diplomatik dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Paramadina yang juga panitia dan salah satu pembicara dalam konferensi kedua CAPDI di Makassar.

CAPDI merupakan organisasi non-profit yang fokus pada masalah perdamaian dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik, serta perubahan iklim global yang semakin mengkhawatirkan.

Konferensi internasional kedua CAPDI digelar lantaran konflik-konflik di kawasan Asia Pasifik masih dalam tingkat mengkhawatirkan. Seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan, Myanmar dan Korea. Berbagai konflik tersebut perlu segera diselesaikan agar tak mengganggu stabilitas dan keamanan di dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik.

CAPDI melalui caranya yang unik berusaha untuk memfasilitasi para elit-elit politik yang terlibat dalam konflik-konflik tersebut dalam menemukan titik tengah. Melalui pertemuan informal, masalah-masalah yang sedang terjadi dibahas dan dicarikan solusi hingga eksekusinya dapat terlaksana.

Menurut Dinna, forum CAPDI diharapkan bisa memberikan rekomendasi perdamaian dunia melalui jalur informal. Sebab, dari pengalaman sebelumnya, setelah kegiatan ini komunikasi dan dialog diantara para tokoh negara menjadi semakin intensif dan cair. “Melalui forum informal seperti ini akan lebiuh mudah mencari titik temu ketimbang dalam kegiatan yang sifatnya formal,” katanya.

Sejak didirikan, CAPDI telah mampu untuk membantu menyelesaikan beberapa konflik yang terjadi di kawasan Asia Pasifik. Diantaranya adalah perdamaian konflik di Aceh yang telah berlangsung selama kurang lebih 30 tahun, perdamaian dan rekonsiliasi di Kamboja serta perubahan politik dan sosial di Myanmar yang berlangsung secara dramatis.

Forum ini direncanakan untuk digelar selama 3 hari di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 19-21 Mei 2013. Dengan dua agenda utama, yaitu Deklarasi Makassar dan pemilihan ketua CAPDI baru.

Pembukaan kegiatan CAPDI kali ini dapat dihadiri oleh khalayak umum. Mulai dari mahasiswa, aktivis, para pebisnis hingga elit-elit politik. Bagi mereka yang tertarik dengan kegiatan ini dapat mendapatkan informasi terbaru mengenai CAPDI melalui website http://capdi.co/ maupun melalui jejaring sosial seperti Facebook (CAPDI.ID) dan Twitter (@CAPDI_ID).


Tentang CAPDI

Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI) adalah organisasi Non-Profit yang bersifat politik internasional. Anggotanya terdiri dari pemimpin negara dan mantan pemimpin negara, tokoh masyarakat, kalangan eksekutif, legislatif dan akademisi terkemuka se-Asia Pasifik. Lebih dari 20 negara tergabung dalam CAPDI. CAPDI mungkin merupakan satu-satunya organisasi yang menyatukan partai politik dan organisasi masyarakat sipil, yang umumnya berkonflik, dapat tergabung dalam satu atap.

CAPDI berawal dari Centrist Democrats International of Asia Pacific (CDI-AP) yang didirikan dan berbadan hukum di Filipina oleh tujuh partai politik pada 4 Juli 2005 di Manila, Filipina, dan pendiriannya pada rekening Deklarasi Manila Januari 2006, yang ditegaskan kembali di Jakarta pada bulan Januari 2008 dan dalam Angkor Initiative tahun 2009 di Siem Reap. Melalui rapat pada 1 Desember 2010 di Phnom Penh, organisasi ini resmi berganti nama menjadi Centrist Asia Pacific Democrats International atau CAPDI.(rls/bhc/opn)



 
   Berita Terkait > Kamboja
 
  Rezim Kamboja Pemimpin Khmer Merah Didakwa Pengadilan Bersalah atas Genosida
  Partai PM Hun Sen Menang Pemilu Kamboja
  Delegasi Kamboja Bawa Rombongan Kabinet ke Konferensi International CAPDI
  Raja Sihanouk Asal Kamboja Wafat di Cina
  Pengadilan HAM Kamboja Kehabisan Dana
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2