JAKARTA, Berita HUKUM - Setelah kemarin (Kamis, 13/9) menandatangani deklarasi kampanye damai, 2 (dua) pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Foke) - Nachrowi Ramli (Nara) dan Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahya Purnama (Ahok), malam ini (Jumat, 14/9) melakoni debat kandidat, di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta.
Acara yang sejatinya digelar untuk penajaman visi dan misi kedua pasangan tersebut, menjadi ajang untuk mempertontonkan konsep yang akan menjadi program kedua pasangan apabila nanti terpilih mejadi Gubernur - Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pasangan kandidat nomor urut 1, Foke - Nara, misalnya, memaparkan program penataan birokrasi, solusi mengatasi kemacetan dan banjir, koperasi, kesehatan gratis, sekolah gratis, community based development, educated seluruh stakeholder, peningkatan kesejahteraan, maupun perbaikan sistem.
“Semua masalah itu harus dilihat secara komprehensif, jangan sepotong - sepotong. Strategi kami adalah menciptakan solusi. Pokoknya kalau diserahkan pada ahlinya, maka Jakarta akan baik - baik saja. Kami commit dan bertanggungjawab. Kami akan mengabdi pada warga Jakarta, dan tidak akan “lari” di tengah jalan. Kami akan berikan kontribusi nyata, bukan hanya janji”, tandas Foke dan Nara, yang malam itu kompak mengenakan setelan putih - hitam.
Sementara, Jokowi - Ahok, yang merupakan kandidat nomor 3 (tiga), menawarkan desain kampung susun atau hunian kampung deret, eksekusi pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), pembuatan water storage dan water injection untuk mengatasi banjir, pasar yang berorientasi pada penghijauan, membangun sistem birokrasi, teamwork, budaya tertib dan bersih, pemerataan pembangunan dan kesejahteraan, meminimalisir conflict of interest, dan memperbaiki kesalahan tata ruang Jakarta.
“Kalau ada niat yang baik, tidak sulit mewujudkan itu semua. Anggaran pembangunan DKI lebih dari cukup. DKI punya 180 Triliun. Kami akan selalu berpihak pada warga Jakarta. Kami akan senantiasa turun ke “bawah”. MRT dan monorail akan kami konkretkan pembangunannya. Pedagang kami beri kartu. Birokrasi harus jadi pelayanan, ngurus KTP kan bisa selesai 1 (satu) jam. PNS setiap Kamis pakai baju Betawi. Harus ada keamanan transportasi di malam hari”, urai Jokowi - Ahok. Pasangan yang mengenakan kemeja khas bermotif kotak - kotak berwarna merah ini juga mewanti - wanti warga Jakarta agar mempelajari benar rekam jejak masing - masing kandidat.
“Debat Kandidat” digelar selama 2 (dua) jam. Masing - masing kandidat membawa massa pendukung dalam jumlah banyak, yang memenuhi ruangan aula di Hotel Grand Melia. Teriakan dan yel - yel dukungan terus membahana sepanjang durasi debat.
Empat Panelis dihadirkan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta, pihak yang menggelar acara ini. Mereka adalah pakar di bidangnya masing - masing, yakni Imam B. Prasodjo (pakar sosiologi), Yayat Supriyatna (pengamat tata kota, pakar planologi), Nina Sapti Triaswati (pakar human resources economic), dan Siti Nurbaya Bakar (pakar ilmu pemerintahan).(kpu/bhc/opn) |