AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Debat kedua calon Presiden Amerika Serikat memanas terkait isu imigran Muslim dan Perang Irak. Calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menyebut ucapan-ucapan Trump tentang isu itu 'digunakan untuk merekrut milisi'.
Sebelumnya, mengomentari pernyataannya yang akan 'melarang' imigran Muslim masuk ke Amerika, Trump menegaskan bahwa "Kondisi ini adalah Kuda Troya besar saat ini."
"Saya tidak ingin ratusan ribu orang dari Suriah datang ke Amerika, tapi kita sama sekali tidak tahu siapa mereka, apakah mereka cinta dengan negara ini," tutur Trump.
Hillary mengklaim ucapan Trump itu akan digunakan kelompok ekstremis untuk merekrut milisi. "Karena mereka (ekstremis) ingin membuat kita saling berperang."
Meskipun begitu, ketika ditanya apakah akan membiarkan imigran Muslim masuk ke Amerika, Hillary menjawab: "Saya tak akan membiarkan orang yang akan berbahaya bagi Amerika, masuk ke negara kita."
Di sisi lain, Hillary menekankan "ada anak-anak yang menderita karena perang, saya yakin ini sebagian besar karena agresi Rusia. Oleh karena ini kita harus bergerak, menjalankan peran kita."
Trump: 'Muslim melapor'
Dalam debat kali ini, pengunjung yang hadir di ruang debat juga diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan kemudian diajukan oleh seorang perempuan Muslim.
"Bagaimana Anda merespons orang yang melabeli saya sebagai ancaman bagi negara ini?" tanyaa salah satu warga yang ada di ruang debat.
Trump menjawab, "Umat Muslim harus melaporkan jika ada ungkapan atau perbuatan kebencian. Orang Muslim harus melaporkan jika ada masalah yang terjadi. Kalau mereka tidak melakukan itu, berarti ada masalah di negara ini."
Kontroversi Irak
Trump pun menjadikan kesempatan ini untuk menyerang Clinton terkait perang Irak. Dia pun bercerita tentang salah seorang tentara Muslim Amerika yang tewas saat perang itu.
"Jika saya yang menjadi Presiden saat itu, dia pasti masih hidup sekarang," kata Trump.
Trump berucap "Saya tidak akan mengirim tentara kita ke Irak, Irak adalah bencana (bagi Amerika)."
Mendengar pernyataaan Trump, Hillary pun mengklaim Trump "untuk ke-11 atau ke-12 kalinya" mengingkari dukungannya atas perang Irak.
Trump pun langsung menginterupsi mengatakan bahwa Clinton tidak pernah membuktikan ucapannya, "Saya selalu dalam posisi menentang perang di Irak."
Sementara, Trump kemudian menyebut ketiga perempuan yang mendampinginya dalam konferensi pers sebagai perempuan yang "sangat berani". Ketiga perempuan yang mendampingi Trump adalah Paula Jones, Juanita Broaddrick, dan Kathleen Willey.
Hillary Clinton menolak membahas komentar Trump tentang suaminya. yang dituding Trump pernah melakukan selingkuh. Namun, menurut Hillary Clinton, konferensi pers Trump dengan tiga perempuan itu, adalah upaya keputusasaan.
Sebelumnya, Trump meminta maaf atas komentar cabul terhadap perempuan yang dia sampaikan dalam video yang direkam pada 2005 lalu.
Trump mengatakan bahwa "kata-kata tersebut tidak mencerminkan siapa saya... saya minta maaf".
Pernyataan minta maaf singkat sepanjang 90 detik disampaikan Trump pada Sabtu (08/10) pagi, tampaknya menjadi permintaan maaf pertama setelah mengeluarkan komentar yang kontroversial selama masa kampanye.(BBC/bh/sya) |