BANGLADESH, Berita HUKUM - Pemerintah Bangladesh mengatakan mereka akan mengumpulkan sampel DNA dari jenazah dan bagian tubuh yang ditemukan di lokasi ambruknya sebuah pabrik di luar ibukota Dhaka pekan lalu.
Mereka akan mengumpulkan data dari jenazah-jenazah yang tidak bisa diidentifikasi oleh sanak keluarga.
Tindakan itu dilakukan menyusul keresahan keluarga bahwa nasib kerabat mereka yang hilang mungkin tidak akan pernah diketahui.
Para pekerja masih berusaha membersihkan lokasi dari bebatuan dan puing.
Lebih dari 380 orang meninggal dunia dalam insiden ini.
Tolak bantuan
Meski kesulitan mengevakuasi korban, pemerintah Bangladesh membela keputusannya dalam menolak bantuan asing untuk menangani ambruknya gedung di Dhaka yang menewaskan sedikitnya 382 orang.
Menteri Dalam Negeri, Muhiuddin Khan Alamqir, mengatakan kepada BBC bahwa pihak berwenang Bangladesh yakin bisa menangani krisis itu dan dinas layanan darurat melakukan tugasnya dengan baik.
"Kami melakukan tugas yang baik dan saya bangga dengan warga kami, pemadam kebakaran, militer, polisi, dan sukarelawan setempat yang datang membantu," kata Alamqir.
Dia juga merujuk pada jumlah orang yang selamat mencapai 2.430 dari sekitar 3.000 orang yang berada di dalam gedung saat ambruk, Rabu 24 April lalu.
Sementara itu pengadilan tinggi di Bangladesh hari Selasa (30/4) meminta bank sentral untuk membekukan aset para pemilik pabrik.
Mereka mengatakan uang yang disita harus digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan para pegawai.(bbc/bhc/opn) |