Oleh: Nasruddin Djoha.
JUDUL BERITA di media online merdeka.com edisi Selasa 15 Januari 2019 super lucu : "Kursi terbatas, Ma'ruf Amin tak ikut pertemuan Jokowi & Ketum Parpol." Kalau ada lomba berita paling lucu tahun ini ( Funniest news of the year ), dijamin berita ini akan menang.
Saya berani bertaruh. Ups....bukannya bertaruh itu haram ya? Ha.. ha.. ha..
Semula saya menduga judul ini hanya plintiran. Tapi setelah dibaca beritanya, ternyata judul itu benar. Sesuai antara judul dan isi beritanya.
merdeka.com mengutip ucapan Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir. "Kebetulan hari ini tempatnya cuma terbatas, cuma ada 20 tempat duduk. Makanya tadi yang hadir para ketum dan sekjen-sekjen," kata Erick.
Berita kocak sekaligus memprihatinkan itu beredar dengan cepat di group-group WA. Cuma kalau Anda baru buka beritanya hari ini (Rabu16 Januari) judul dan isinya sudah berubah.
Judulnya menjadi : "Jelang Pilpres, Jokowi akan Rutin Bertemu Ketum Parpol Koalisi." Kalimat "Kebetulan hari ini tempatnya cuma terbatas, cuma ada 20 tempat duduk," hilang. Tinggal kalimat "Makanya tadi yang hadir para ketum dan sekjen-sekjen."
Sayangnya jejak digital tidak bisa dihilangkan begitu saja. Tautan atau Url di merdeka.com masih asli : https://www.merdeka.com/politik/kursi-terbatas-maruf-amin-tak-ikut-pertemuan-jokowi-ketum-parpol.html.
Untungnya ada portal lain yang rupanya sempat mengutip berita merdeka.com. Portal-Islam.id masih menurunkan berita yang asli, dengan judul dan kutipan asli sebelum diedit. https://www.portal-islam.id/2019/01/kursi-terbatas-maruf-amin-tak-ikut.html
Erick rupanya keceplosan. Ketika dia menyadari dan kaget, kelihatannya langsung melakukan operasi media menghubungi redaksi merdeka.com. Dia lupa atau tidak memperhitungkan ada portal lain yang mengutip berita itu.
Tanda-tanda bahwa Kyai Ma'ruf Amin sudah tidak diperhitungkan lagi dan ditinggal dalam berbagai kegiatan Jokowi bukanlah rumor yang tidak terbukti. Pertemuan yang berlangsung di restauran Seribu Rasa di kawasan Menteng, Jakarta itu hanya salah satu bukti yang muncul ke permukaan.
Dalam pemaparan visi misi paslon, Ma'ruf juga tidak dilibatkan. Jokowi memilih memaparkan visi presiden. Bukan pemaparan visi misi capres-cawapres. Beda banget denan paslon 02 Prabowo Subianto yang memaparkan visi misinya didampingi oleh cawapres Sandiaga Uno.
Kita sedang menunggu-nunggu apakah Ma'ruf juga akan dilibatkan pada debat pertama yang akan berlangsung tanggal 17 Januari, atau tidak.
Sebuah sumber menyebutkan Ma'ruf sudah pernah melakukan latihan debat di sebuah stasiun televisi milik pendukung Jokowi. Dia dibantu seorang presenter profesional yang sering memandu debat. Sayang hasilnya buruk.
Penampilan Kyai Ma'ruf inilah yang membuat kubu Jokowi ketar ketir menghadapi debat pertama. Apalagi topiknya masalah hukum, korupsi, HAM, dan terorisme. Topik yang pasti sangat tidak dikuasai oleh Kyai Ma'ruf.
Mereka harus putar otak dan berakrobat sana-sini untuk mengatasi kelemahan itu. Makanya sejak awal ketika berunding di KPU, tim paslon 01 menolak pemaparan visi misi, menolak presenter sekelas Karni Ilyas dan Rosiana Silalahi sebagai moderator, dan menolak aktivis anti korupsi Bambang Wijoyanto sebagai panelis.
Bagi Jokowi dan kalangan partai pengusungnya sudah lama muncul kesadaran, Kyai Ma'ruf akan menjadi beban. Bukan mendorong elektabilitas, tapi malah membuat elektabilitas Jokowi merosot.
Andai saja. Ini andai saja lho, belum tentu benar. Jokowi terpilih kembali sebagai presiden, nasibnya Kyai Ma'ruf akan lebih buruk dibandingkan dengan Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla ditinggalkan Jokowi dan tidak diberi peran apapun setelah Jokowi terpilih menjadi Presiden. Kyai Ma'ruf sudah ditinggalkan dan tidak diberi peran apapun, jauh hari sebelum Jokowi teripilih menjadi presiden. Apa perlu stunt man?..
Penulis adalah Pemerhati Ruang Publik.(bh/mnd) |