JAKARTA, Berita HUKUM - Berita HUKUM - Pemilihan Umum yang aman dan damai penting untuk diwujudkan, karena pesta demokrasi lima tahunan itu menyangkut kepentingan besar terkait kondisi bangsa di masa yang akan datang.
Demikian dikemukakan tokoh anti-komunis yang juga merupakan Direktur Center for Indonesia Comunity Studies (CICS) Arukat Djaswadi. "Saya mengimbau kepada warga Indonesia dalam kesempatan ini, demokrasi (pemilu) harus kita gunakan untuk membangun bangsa ini supaya anak, cucu kita nanti tidak jadi korban," ujar Arukat di Jakarta, Rabu (3/4).
Arukat menegaskan, masyarakat harus meningkatkan semangat kebersamaan antar warga negara walau dalam bingkai perbedaan."Pemilu damai itu bukan hanya penting, tapi kita harus menguatkan ikatan persaudaraan dan kebangsaan kita dan jangan dibiarkan begitu saja. Semangat kebangsaan dengan Pilpres ini perlu dipererat. Di negara demokrasi mana pun perbedaan itu wajar," tuturnya.
Mempersatukan perbedaan yang terjadi di masyarakat, kata dia, saat ini ialah dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Seluruh pihak disarankan mengingat kembali ideologi bangsa itu, yang menjadi wadah untuk mengakomodir seluruh kepentingan dan perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
"Perbedaan ideologi, budaya itu hal yang kodrati. Enggak usah dibentur-benturkan. Para pendahulu kita membangun kesamaan dalam satu dasar negara berfalsafah Pancasila. Semua bisa ditampung di situ. Itu adalah bentuk kompromi oleh pendiri bangsa," jelasnya.
Salah satu hal yang dinilai berpotensi mengancam persatuan dan kedamaian bangsa ialah beredarnya hoaks di ruang publik. Arukat meminta produksi dan penyebaran informasi bohong itu ditindak, tanpa pandang bulu.
"Dengan Pancasila kita bisa bersatu, dan berkembang atau maju bersama. Terkait hoaks tentu harus (penindakannya) dikenakan kepada semua, tidak pandang bulu," paparnya.(bh/mos) |